Sentimen
Positif (88%)
5 Nov 2022 : 16.15
Tokoh Terkait

Total 190 Anak Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut, 34 Masih Dirawat

5 Nov 2022 : 23.15 Views 3

Jawapos.com Jawapos.com Jenis Media: Nasional

Total 190 Anak Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut, 34 Masih Dirawat

JawaPos.com – Perkembangan data terbaru total kasus gangguan ginjal akut yang berujung gagal ginjal akut pada anak per Jumat (4/11) menjadi 323 anak se-Indonesia. Dari data itu sebanyak 190 anak meninggal dunia dan 34 masih dirawat di rumah sakit.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menegaskan data yang ada adalah data yang baru dilaporkan oleh sejumlah daerah. Sementara kasus baru cenderung turun setelah adanya pemberlakuan larangan minum obat sirop karena tercemar senyawa Etilena Glikol dan Dietilena Glikol (EG dan DEG).

’’Kasus baru cenderung turun yakni 1-3 anak, beda sekali saat larangan minum obat sirop belum diberlakukan. Jadi ini yang dilaporkan rata-rata adalah kasus yang memang baru dilaporkan. Jumlah anak yang masih dirawat sebanyak 34 anak terbanyak di Jakarta dan Jawa Barat,” jelasnya kepada wartawan secara virtual, Jumat (4/11).

Ia menegaskan dengan dukungan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), epidemiolog, farmakolog, toksikolog, maka kasus dapat ditekan. Menurut Syahril, gangguan ginjal akut dapat disebabkan oleh infeksi, dehidrasi perdarahan, penyakit lain, atau keracunan karena makanan minuman dan obat-obatan.

’’Kami memeriksa laboratorium bahwa bukan karena patogen atau bakteri dan virus, tetapi terbukti karena cemaran pada obat terlihat dari hasil pemeriksaan toksikologi hingga biopsi pada ginjal pasien,” ungkap Syahril.

 

156 Obat Sudah Diizinkan Kembali

Syahril menegaskan pihak Kementerian Kesehatan sudah kembali mengeluarkan izin untuk mengizinkan 156 obat yang sudah selesai diuji. Obat-obatan tersebut diyakini aman dari cemaran senyawa berbahaya.

’’Kami sudah memperbolehkan 156 obat bukan 198 yang disebut BPOM. Obat-obatan itu sudah diizinkan dijual kembali,” katanya. ’’Tentunya dengan berkurangnya kasus baru pada anak membuat kami bersyukur dan semoga tidak ada lagi,” ungkapnya. (*)

Editor : Dinarsa Kurniawan

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Sentimen: positif (88.9%)