Wisuda UP 45 (foto: istimewa)

Krjogja.com - SLEMAN - 54 mahasiswa Universitas Proklamasi (UP) 45 menjalani Wisuda Strata Satu (Sarjana) melalui Sidang Senat Terbuka yang dipimpin Rektor Dr. Benedictus Renny See, di Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta, Rabu, (02/11/2022). Para wisudawan/wati diminta menangkap peluang perubahan Zaman. 

Wisuda dihadiri Ketua LLDIKTI Wilayah V, Pembina dan Pengurus Yayasan Universitas Proklamasi 45, Senat Universitas Proklamasi 45, Wakil Rektor Universitas Proklamasi 45, dekan, wakil dekan, ketua program studi, dosen, dan karyawan di lingkungan Universitas Proklamasi 45, bapak/ibu orang tua/wali wisudawan/wisudawati Universitas Proklamasi 45. Wisudawan dari Program Studi Teknik Perminyakan, Marcellinus Gonzaga berhasil menjadi lulusan terbaik dengan pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00 predikat Cumlaude.

Rektor UP 45, Dr. Benedictus Renny See menyampaikan pesan agar para wisudawan/wati dapat menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif. Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan di berbagai sektor baik kesehatan, sosial dan ekonomi 

“Begitu banyak korban yang meninggal dunia, begitu banyak perusahaan yang gulung tikar serta banyak juga pekerja yang mengalami PHK. Namun demikian, mentari tetap akan bersinar selepas hujan badai. Pandemi juga membuka berbagai peluang-peluang baru. Majunya dunia penjualan online, starup, pasar kripto, juga inovasi-inovasi digital lainnya benar-benar bersinar di masa pandemi. Betapa saat ini kita telah hidup di era globalisasi dan digitalisasi  sebagai akibat kemajuan di bidang teknologi dan informasi,” ungkap Benedictus. 

UP 45 pun berpesan agar para lulusan terus belajar dan mengikuti serta beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Lulusan diminta menemukan inovasi-inovasi baru yang selaras dengan perkembangan jaman agar tidak tertinggal dan bisa menjadi pionir dibarisan terdepan.

“Sebagai lulusan Universitas Proklamasi 45 saudara harus bangga, dan yakin kita mampu bersaing tidak saja ditingkat regional, nasional bahkan internasional serta mampu menciptakan kreatifitas dan inovasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan yang kalian minati”, tandas Benedictus.

Sementara, Dr. Nuralam, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UP 45 menyampaikan dari sisi ekonomi, kenaikan harga BBM jelas akan mendorong kenaikan biaya produksi, mendorong inflasi​ yang pada gilirannya akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, penurunan upah riil dan konsumsi rumah tangga. Padahal konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi yang tinggi terhadap Produk Domestik Bruto (sekitar 50 persen) dan merupakan penghela utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

“Sedangkan secara sektoral, sektor-sektor yang banyak menggunakan BBM pasti akan mengalami kontraksi yang paling tinggi terutama sektor angkutan darat, angkutan laut, angkutan kereta api, jasa kurir dan pengiriman. Untuk bertahan, sektor-sektor tersebut tentu saja akan menaikkan harga,” pungkasnya. (Fxh)