Sentimen
Negatif (100%)
5 Nov 2022 : 12.20
Informasi Tambahan

Club Olahraga: Persebaya, Arema FC

Kab/Kota: Surabaya, Malang

Proses Autopsi Dua Korban Tragedi Kanjuruhan Diwarnai Isak Tangis Sang Ayah

5 Nov 2022 : 19.20 Views 2

Koran-Jakarta.com Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional

Proses Autopsi Dua Korban Tragedi Kanjuruhan Diwarnai Isak Tangis Sang Ayah

MALANG - Tim dokter forensik melakukan proses autopsi terhadap dua jenazah korban tragedi Kanjuruhan, berinisial NBR (16) dan NDA (13), di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (5/11).

Autopsidengan proses ekshumasi tersebutmulai dilaksanakan sekirapukul 09.15 WIB diawali dengan penggalian dua makam korban tragedi Kanjuruhan itu.

Ayah dari dua korbantersebut, Devi Athok, menangis saat memasuki tenda,di mana proses autopsidilakukan oleh tim dokter. Ia kemudian ditenangkan oleh sejumlah rekan-rekan Aremania.

Pada lokasi tersebut, terlihat sejumlah petugas kepolisian berjaga agar pelaksanaan proses autopsi bisa berjalan dengan baik. Selain itu, sejumlah perwakilan dari Aremania turut mengawasi proses autopsi yang dilakukan oleh tim dokter dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur.

Autopsi dilakukan terhadap duakorban tragedi di Stadion Kanjuruhanpasca laga AremaFC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 itu untuk mencari penyebab utama kematian korban.

Keduanya dimakamkan di TPU Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Mereka dimakamkan berdampingan dengan ibu mereka yang turut menjadi menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Sebelumnya, Devi Athok sempat tidak mengizinkan dilakukanautopsi terhadap jenazah kedua anaknya. Saat itu, PoldaJawa Timur menyatakan pihak keluarga korban tidak menyetujui proses autopsi.

Tragedi di Stadion Kanjuruhanterjadi pada Sabtu (1/10) usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3. Kekalahan AremaFC itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke area lapangan.

Akibatnya, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia karena patah tulang, trauma di kepala dan leher, serta asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu,ratusan orangmengalami luka ringan hingga luka berat.

Baca Juga :

Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Bertambah Jadi 30 di Jawa Timur


Redaktur : Lili Lestari

Penulis : Antara

Sentimen: negatif (100%)