Supianto | Jum'at, 04/11/2022 15:50 WIB

Bendera Korea Utara (Foto: AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Pemerintahan Biden menawarkan hadiah hingga US$5 juta atau sekitar Rp 7,8 miliar untuk informasi tentang seorang pengusaha yang berbasis di Singapura yang memfasilitasi pengiriman bahan bakar ke Korea Utara.

Kwek Kee Seng, yang memiliki perusahaan pelayaran Swanseas Port Services di Singapura, tahun lalu didakwa mengatur pengiriman bahan bakar ke Korea Utara.

Jaksa menuduh Kwek menggunakan perusahaan depan dan dokumentasi palsu untuk menyembunyikan skema tersebut. Para pejabat mengatakan bahwa bisnis itu membantu program proliferasi nuklir Korea Utara.

Pemerintah AS menyita sebuah kapal tanker yang digunakan pengiriman bahan bakar, M/T Courageous seberat 2.734 ton, kata jaksa. Satu pertukaran yang tertangkap pada citra satelit menunjukkan kapal itu mentransfer minyak senilai lebih dari US$1,5 juta ke kapal berbendera Korea Utara.

Kwek, 62, masih buron meskipun surat perintah penangkapannya telah dikeluarkan.

Program Penghargaan untuk Keadilan Departemen Luar Negeri mengatakan lokasi pastinya tidak diketahui dan bahwa ia juga telah diidentifikasi berada di Korea Utara, Kamboja, Taiwan dan Thailand serta Kamerun dan negara Karibia kecil Saint Kitts dan Nevis.

Departemen Luar Negeri pada hari Kamis mengatakan pihaknya menawarkan hingga US$5 juta melalui program Hadiah untuk Keadilan. Kwek juga termasuk di antara sekelompok orang dan perusahaan yang dikenai sanksi bulan lalu oleh Departemen Keuangan.

Pengumuman hadiah datang di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara, yang pada hari Kamis menembakkan setidaknya enam rudal ke laut, termasuk rudal balistik antarbenua yang memicu peringatan evakuasi dan menghentikan kereta api di Jepang utara.

Pemerintahan Biden mengatakan dalam menanggapi peluncuran bahwa mereka bersedia untuk mengambil "semua tindakan yang diperlukan" untuk memastikan keamanan tanah air AS serta Korea Selatan dan Jepang.

Pemerintah Biden juga memperingatkan biaya dan konsekuensi tambahan yang tidak ditentukan jika Korea Utara meledakkan alat uji nuklir untuk pertama kalinya sejak September 2017.

Sumber: CNA