Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Honda
Kab/Kota: Malang
Kasus: HAM, korupsi
Tokoh Terkait
M Choirul Anam
Komnas HAM Makin Sudutkan Polisi dalam Kasus Kanjuruhan, Choirul Anam: Gas Air Mata Eksesif dan Berlebihan
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT – Komnas HAM tegas menyatakan penyebab utama Tragedi Kanjuruhan adalah tembakan gas air mata oleh aparat keamanan yang bertugas.
Hal itu terlontar dari keterangan Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam, dalam konferensi pers, pada Rabu, 2 November 2022.
Anam menyatakan, setidaknya ada 45 tembakan gas air mata yang ditembakkan oleh polisi sesaat sebelum kerusuhan makin kacau, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Selain jumlah masif tembakan, Komnas HAM menggarisbawahi dampak gas air mata pada kondisi korban dan terhadap kepanikan yang ditimbulkan setelahnya.
Baca Juga: Pria di Kalbar Tewas Terkena Peluru Nyasar Polisi, Kapolda Sampaikan Permohonan Maaf
Untuk itu, mewakili Komnas HAM dirinya menegaskan bahwa gas air mata merupakan pemicu jatuhnya korban jiwa, baik yang terluka langsung oleh efeknya maupun yang tidak langsung.
"Ini memang standing (keyakinan) kami sejak awal. Gas air mata itu pemicu utama jatuhnya korban meninggal, luka-luka, maupun trauma," kata dia.
"Penggunaan gas air mata (oleh polisi ini) secara eksesif, secara berlebihan. Dalam Tragedi Kanjuruhan, penggunaan gas air mata terjadi secara eksesif," kata dia lagi.
Masih dari temuan Komnas HAM, di sesi pertama, terdapat 11 tembakan berderet gas air mata dalam waktu sekira 9 detik.
Baca Juga: Dijual Mulai Rp270 Jutaan, Honda Patok Tinggi Target Penjualan WR-V di Indonesia
Data itu, kata Anam didapat setelah pihaknya menganalisis sebanyak 233 video rekaman di Stadion Kanjuruhan.
Adapun, Anam memastikan, 11 tembakan itu diikuti gas air mata yang dilesatkan ke tribun utara sebanyak 10 kali. Jumlah itu menggenapkan total tembakan sesi pertama sebanyak 21 kali.
"Pada video terlihat 15 tembakan, 6 lainnya terdengar berupa dentuman," kata Chairul Anam.
Anam lantas mengungkapkan titik krusial dimana pihaknya semakin yakin polisi menjadi biang dari tragedi 1 Oktober 2022 itu.
Dia mengatakan, aparat seharusnya berhenti menembakkan gas air mata sebab setelah 21 tembakan diletuskan, situasi sudah terkendali.
Baca Juga: Biang Korupsi Impor Garam Telah Diringkus, 4 Tersangka dari Eks Dirjen hingga Kasubdit Kemenperin
Namun, pada pukul 22.11 hingga pukul 22.15 WIB, bunyi tembakan gas air mata kembali mengudara bertubi-tubi, tepatnya sebanyak 24 kali.
"Berdasarkan temuan, total gas air mata yang ditembakkan dalam stadion ini sebanyak 45 kali. 27 tembakan terlihat dalam video dan 18 tembakan terdengar," katanya.
Anam juga menyoroti perbedaan jenis amunisi tembakan gas air mata pada tiap-tiap alat yang dipegang masing-masing aparat pengendali.
Diantaranya, terdapat tembakan yang hanya melesatkan peluru dalam jumlah satuan. Sementara lainnya ada yang memegang jenis amunisi dengan gas air mata terpecah setelah ditembakkan.
Kendati belum menemukan fakta penunjang, asumsi final dari Komnas HAM, kata Anam, ada 135 amunisi gas air mata yang ditembakkan polisi. ***
Sentimen: netral (49.8%)