Sentimen
Positif (79%)
3 Nov 2022 : 20.04
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Mercu Buana

Kab/Kota: Yogyakarta

UMBY Beri Penyuluhan Adiksi Game Online di SMA Kesatuan Bangsa

3 Nov 2022 : 20.04 Views 2

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

UMBY Beri Penyuluhan Adiksi Game Online di SMA Kesatuan Bangsa

Krjogja.com - YOGYA - Sebagai bagian dari kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) kembali bekerja sama dengan SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta dalam mengatasi permasalahan psikologis di kalangan siswa SMA.

Pada tanggal 26 Oktober 2022, Dr. Sri Muliati Abdullah, M.A., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi, yang kerap disapa dengan nama Dr. Lia, memberikan penyuluhan terkait dengan cara mengatasi ketergantungan terhadap permainan online yang dialami oleh remaja usia Sekolah Menengah Atas.

Dr. Lia menjelaskan bahwa adiksi game online didefinisikan sebagai keadaan di mana seorang bermain game secara berlebihan seakan-akan tidak ada hal yang ingin dikerjakan selain bermain game dan seolah-olah game tersebut adalah hidupnya, sehingga memiliki pengaruh negatif bagi pemainnya.

Survei di Indonesia menyebutkan remaja yang menggunakan internet yang memainkan game online sebanyak 35% dan sebanyak 55% pengguna game online adalah remaja pria. Menurut Dr. Lia, adiksi game online diindikasikan dari penggunaan waktu selama rata-rata 20-25 jam dalam seminggu. Selain itu adiksi game online diindikasikan juga oleh adanya empat hal yaitu salience, tolerance, mood modification dan withdrawal.

Saliance ditandai dengan kondisi di mana bermain game menjadi aktivitas yang mendominasi pemikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang. Sedangkan tolerance mendorong seseorang untuk bermain lebih sering sehingga waktu yang dibutuhkan untuk bermain meningkat. Di samping itu, mood modification membuat pemain game online mengalami perasaan yang mendorong semangat atau merasakan ketenangan saat bermain game. Akan tetapi withdrawal mendorong munculnya perasaan tidak nyaman atau efek fisik yang timbul ketika kegiatan bermain game yang dikurangi atau dihentikan, misalnya tremor, murung, dan mudah marah.

Dr. Lia menambahkan bahwa kecanduan game online mendorong terjadinya relapse atau kecenderungan untuk melakukan kegiatan bermain game secara berulang dan kembali ke pola awal atau kambuh atau bahkan lebih buruk. Kecanduan game juga memicu terjadinya konflik antara pemain game dan orang-orang di sekitar mereka (konflik interpersonal), konflik dengan kegiatan lain (pekerjaan, sekolah, kehidupan sosial, hobi dan minat) atau dari dalam individu itu sendiri yang khawatir karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain game (konflik intrapsikis).

Menurut Dr. Lia, faktor penyebab adiksi game online dapat muncul dari pemain game online itu sendiri, keluarga dan lingkungan sosial yang kurang terkontrol. Adiksi game online dapat menyebabkan distorsi waktu, kurang perhatian, hiperaktif, tindakan kekerasan, emosi negatif, dan perilaku agresif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang bermain video game aksi dengan unsur kekerasan mengalami peningkatan emosi sehingga berperilaku lebih agresif dan rentan mengalami stres.

Dr. Lia memberikan beberapa solusi untuk mengatasi adiksi game online. Solusi pertama adalah dengan mengajak anak berkomunikasi dengan baik untuk mengurangi intensitas bermain game online dengan membuat atau menawarkan aktivitas lain yang disukai misalnya memelihara hewan, olah raga dan hobi lainnya.

Orang tua juga perlu mendampingi untuk membuat time management yang lebih rapi dan menggunakan game sebagai reward atau hadiah yang proporsional. Dr. Lia juga menambahkan bahwa pemain game perlu menumbuhkan kesadaran realitas bahwa waktu harus dibagi-bagi. Selain itu orang tua juga perlu menarik perhatian remaja dengan aktivitas interaksi keluarga yang menyenangkan dan tidak sering menggunakan HP di rumah. (*)

Sentimen: positif (79.5%)