Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Piala Dunia 2022
Grup Musik: EXO
Kab/Kota: Jabodetabek, Lombok
Tokoh Terkait
Pemerintah Terkesan Paksakan ASO, ATVSI: Hanya 22 Persen Penduduk Jakarta yang Siap Siaran Digital
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Gilang Iskandar menegaskan kesiapan Analog Switch Off (ASO) semestinya memperhatikan kesiapan masyarakat.
Mengutip survei Nielsen di 11 kota per 27 September 2022, hanya 39 persen warga siap ASO sehingga banyak warga akan kehilangan hak konstitusionalnya untuk mendapatkan informasi.
"Bahkan, di Jakarta, cuma 22 persen penduduk yang memiliki pesawat televisi yang bisa menangkap siaran digital," kata Gilang.
"Jadi kesiapan ASO mesti dilihat dari kepemilikan pesawat TV yang bisa menerima siaran digital. Bukan pada sikap atau pernyataan siap yang masih bersifat ‘akan’,” katanya di Jakarta, Rabu 2 November 2022.
Baca Juga: Mengintip Asal-usul Spageti, Komposisi, hingga Beragam Sajian Spaghetti
Seperti diketahui, pemerintah mulai mematikan siaran TV analog secara bertahap mulai Rabu, 2 November 2022.
Sejumlah wilayah yang terdampak proses ASO ini termasuk Jabodetabek harus pindah ke siaran TV digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate sebelumnya memastikan pemadaman siaran TV analog atau ASO tersebut akan dilakukan sesuai amanat Undang-undang No.11/2020 tentang Cipta Kerja yakni dilakukan pada 2 November 2022.
ATVSI telah meminta pemerintah menunda pelaksanaan ASO yang bersifat strategis dan berdampak luas sampai dengan masyarakat benar-benar siap.
Baca Juga: Cedera Lagi, Romelu Lukaku Terancam Absen di Piala Dunia 2022
Terlebih lagi amar putusan ke-7 Putusan Mahkamah Konstitusi No. 91/PUU-XVIII/2020 dalam perkara Pengujian Formil Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memerintahkan aparatur negara untuk menangguhkan segala tindakan/kebijakan yang bersifat strategis dan berdampak luas, serta tidak dibenarkan pula menerbitkan pelaksana baru yang berkaitan dengan UU Cipta Kerja.
Gede Aditya Pratama selaku kuasa hukum pemohon uji materiel PP No. 46 Tahun 2021 kembali mengingatkan agar Kemkominfo tidak melakukan pembangkangan terhadap Putusan Mahkamah Agung (MA) No. 40 P/HUM/2022 yang membatalkan aturan sewa slot multipleksing.
Pasal 81 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran yang dibatalkan MA berbunyi “LPP, LPS, dan/atau LPK menyediakan layanan program siaran dengan menyewa slot multipleksing kepada penyelenggara multipleksing”.
“Itu artinya bersiaran dengan cara menyewa slot multipleksing tidak dapat dilakukan dan apabila dilakukan adalah perbuatan melawan hukum. Hanya lembaga penyiaran Penyelenggara Multipleksing yang bisa bersiaran, sedangkan lembaga penyiaran yang bukan Penyelenggara Multipleksing sudah tidak dapat bersiaran karena tidak dimungkinkan lagi bersiaran dengan cara menyewa slot multipleksing,” kata Gede.
Baca Juga: Lirik Lagu Twenty Four – EXO dan Fakta di Baliknya
Dia menjelaskan, pascaputusan MA, model bisnis multipleksing menjadi tidak bisa dilaksanakan karena TV-TV yang bukan Penyelenggara Multipleksing tidak bisa menyewa slot multipleksing karena norma yang mengatur sewa slot multipleksing untuk menyediakan layanan program siaran sebagaimana diatur pada Pasal 81 ayat (1) PP No. 46/2021 telah dibatalkan dan dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat oleh MA. Sebaliknya, TV-TV Penyelenggara Multipleksing tidak bisa lagi menyewakan slot multipleksing.
“Jangan sampai pemberlakuan Analog Switch Off, justru menjadi TV Switch Off karena banyak TV tidak bisa siaran,” ujar Gede Aditya.
Namun demikian, Pemerintah melalui jumpa pers yang disampaikan Menkopolhukam dan Menkominfo pada 24 Oktober 2022 menyampaikan bahwa ASO akan tetap dilaksanakan 2 November 2022 di 222 kabupaten/kota, termasuk di dalamnya wilayah Jabodetabek yang terdiri atas 9 kabupaten/kota. Bahkan Kemkominfo menyelenggarakan Hitung Mundur ASO pada Rabu 2 November 2022 malam.
Menanggapi pemberlakuan ASO yang dipaksakan tersebut, Gede mengingatkan Kemkominfo untuk memperhatikan dan mematuhi Putusan MA, bukan justru memaksakan migrasi ke siaran TV digital padahal sewa slot multipleksing sudah tidak dapat lagi dilakukan karena dasar hukumnya sudah dibatalkan oleh MA.
“Justru kalau Kemkominfo menyuruh TV-TV bersiaran dengan cara menyewa slot multipleksing, berarti Kemkominfo menyuruh bersiaran dengan cara melawan hukum karena jelas-jelas MA sudah membatalkan aturan mengenai bersiaran dengan cara menyewa slot multipleksing,” katanya.
Direktur Lombok TV Yogi Hadi Ismanto menyoroti adanya TV yang menyelenggarakan program siaran yang perlu dipertanyakan perizinannya.
"Padahal setau saya ada Surat Edaran Menkominfo Nomor 4 Tahun 2015 tentang Penundaan Proses Perizinan bagi Pemegang Izin Prinsip Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi Secara Digital Melalui Sistem Terestrial," ujarnya.
"Bahkan ironisnya, ada di antara TV tersebut yang ditetapkan Kemkominfo sebagai Penyelenggara Multipleksing. Surat Edaran Menkominfo tersebut masih berlaku, belum dicabut. Sehingga semestinya seluruh pemilik IPP Prinsip Penyelenggara Siaran Digital tidak boleh bersiaran,” kata Yogi.***
Sentimen: negatif (84.2%)