Sentimen
Negatif (100%)
3 Nov 2022 : 11.24
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19, korupsi

Tokoh Terkait

Sempat Membisu Terkait Hasil Pemilu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Akhirnya Angkat Bicara

3 Nov 2022 : 18.24 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Sempat Membisu Terkait Hasil Pemilu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Akhirnya Angkat Bicara

AKURAT.CO Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro akhirnya mengakhiri 'kebisuannya' setelah hasil pemilihan umum (pemilu) menunjukkan bahwa ia kalah dari pesaingnya.

Sebagaimana diwartakan The Guardian, Bolsonaro diam selama hampir dua hari semenjak pemilu pada Minggu (30/10) yang mengantarkan mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva sebagai pemenang.

Namun, dalam pernyataan pertamanya sejak pemilihan, Bolsonaro menolak untuk memberi selamat, atau mengakui kemenangan Lula.

baca juga:

Presiden Brasil ke-38 itu telah kehilangan apa yang secara luas dilihat sebagai pemilu paling penting dalam beberapa dekade. Ia kalah tipis dengan selisih 2,1 juta suara, dengan persentase Lula 50,9 persen berbanding Bolsonaro 49,1 persen.

Usai hasil pemilu muncul, lusinan pemimpin dunia dengan cepat mengakui kemenangan Luiz. Sebaliknya, Bolsonaro menciptakan keheningan, dengan media lokal ramai menunjukkan populis sayap kanan itu yang bersembunyi di kediaman presidennya, dilanda kemarahan, kesedihan, dan ketidakpercayaan.

Bolsonaro, yang biasanya rajin turun di media sosial, juga dilaporkan 'hilang' dari mata publik. Dia pun mulai terlihat semakin terisolasi bahkan ketika para sekutu dekatnya memberi selamat kepada Lula.

Dalam penampilan singkat pada Selasa (1/11) siang, Bolsonaro akhirnya memecah keheningan. Ia muncul di tengah meningkatnya kemarahan publik karena sikapnya dianggap tidak demokratis.

"Mimpi kita lebih hidup dari sebelumnya," kata pria berusia 67 tahun itu kepada wartawan yang telah dipanggil ke istana Alvorada di ibu kota Brasilia.

Bolsonaro menjadi presiden pertama yang kalah dalam pemilihan ulang dalam sejarah Brasil. Pada Selasa, ia tidak menyebutkan pemenang pemilihan dan tidak mengatakan apakah dia menerima hasilnya.

 Para pengunjuk rasa yang berlutut mengganggu akses ke bandara di Sao Paulo-Reuters

Bolsonaro  hanya berterima kasih kepada 58 juta pemilih yang telah mendukung kampanyenya yang gagal. Namun, ia tidak secara eksplisit mengatakan akan menghormati kemenangan Lula atau menyinggung 60 juta orang yang memilih lawannya.

"Sebagai presiden dan sebagai warga negara, saya akan terus mengikuti semua perintah konstitusi," kata Bolsonaro yang terdengar ambigu.

Bolsonaro juga telah menyinggung klaim tak berdasar bahwa pemilihan hari Minggu tidak adil. Namun, dalam pernyataannya, dia terlihat menyalahkan proses pemilu.

Menurutnya, protes usai pemilu, yang digelar oleh pendukung garis kerasnya, termasuk para pengemudi truk yang memblokir jalan raya utama, adalah buah dari 'kemarahan dan perasaan ketidakadilan tentang bagaimana proses pemilihan berlangsung'.

"Protes damai akan selalu disambut," katanya, seraya menambahkan bahwa penghancuran dan aksi menghalangi hak orang untuk datang dan pergi adalah hal yang tidak bisa diterima.

Setelah Bolsonaro menyampaikan pesannya, kepala stafnya Ciro Nogueira mengindikasikan bahwa pemerintahannya tidak akan menentang hasil pemilihan.

"Presiden Jair Bolsonaro… telah memberi wewenang kepada saya bahwa ketika kami didorong oleh hukum, kami akan memulai proses transisi," katanya.

-Takut dipenjara-

Analis politik Thomas Traumann mengatakan pernyataan Nogueira mewakili pengakuan formal bahwa Bolsonaro telah kalah dalam pemilihan dan bahwa akan ada pergantian kekuasaan pada akhir tahun.

Mahkamah Agung menggemakan interpretasi itu dalam sebuah pernyataan bahwa dengan memberi lampu hijau pada proses transisi, Bolsonaro telah 'mengakui hasil akhir pemilihan'.

Traumann percaya penolakan Bolsonaro untuk secara tegas mengakui kemenangan Lula dan sinyalnya kepada pengunjuk rasa, mencerminkan upaya di belakang layar untuk mengamankan semacam amnesti informal. Ini, lanjut Traumann, akan melindunginya dari penuntutan begitu dia mundur dan kehilangan kekebalan presiden.

Para pengamat telah meyakini bahwa setelah meninggalkan kekuasaan, Bolsonaro bisa dijegal dengan banyaknya kemungkinan penyelidikan dan tuduhan. Diantaranya termasuk masalah terkait dengan berita palsu, perilaku anti-demokrasi, dugaan korupsi hingga penanganannya terhadap pandemi Covid-19, yang menewaskan hampir 700 ribu warga Brasil.

"Dia jelas takut penjara … jadi yang dia coba lakukan adalah bernegosiasi dengan satu-satunya kartu yang tersisa, yaitu protes jalanan besar-besaran," kata Traumann.

Dilaporkan bahwa pada Selasa malam, Bolsonaro terkunci dalam pembicaraan dengan setidaknya enam anggota Mahkamah Agung. Menurut seorang jurnalis politik terkemuka, Guilherme Amado, Bolsonaro berencana 'meminta agar dia maupun keluarganya tidak dipersekusi' begitu dia tak lagi menjabat presiden.

Pada hari yang sama, di pagi hari, Mahkamah Agung memerintahkan polisi untuk 'segera mengambil semua tindakan' guna membersihkan jalan-jalan yang telah diblokir secara ilegal oleh para pendukung Bolsonaro.

Para pemilik truk yang menggunakan kendaraannya untuk barikade akan didenda hingga 100 ribu real Brasil (Rp300 juta) untuk setiap jam, kata pengadilan.

Di Sao Paulo pada Senin malam, jalan-jalan macet di dekat bandara internasional, salah satu yang tersibuk di Amerika Selatan. Situasi semrawut ini menyebabkan beberapa penumpang berjalan kaki untuk mengejar penerbangan. Lebih dari dua lusin penerbangan dibatalkan karena pilot dan kru tidak dapat mencapai bandara.[]

Sentimen: negatif (100%)