Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha Menyiagakan Pasukan
JPNN.com Jenis Media: Nasional
Rabu, 02 November 2022 – 07:25 WIB
Apel siaga bencana alam di Batalyon Infanteri Mekanis 201/JY, Pasar Rebo, Jakarta, Selasa (1/11/2022). ANTARA/HO-Yonif Mekanis 201/JY
jpnn.com - JAKARTA - TNI dari Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, Pasar Rebo, Jakarta Timur, menyiagakan pasukan untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi di DKI Jakarta.
"Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembapan, temperatur dan angin," kata Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) Mekanis 201/Jaya Yudha Letkol Inf Anton Prasetyo di Jakarta, Selasa (1/11).
Anton menambahkan bencana alam hidrometeorologi yang dapat terjadi, antara lain, banjir, angin puting beliung, longsor serta abrasi.
Anton mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan apel gelar kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam hidrometeorologi 2022 di Lapangan Apel Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dalam apel itu juga dilakukan pengecekan personel maupun material.
Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi situasi dan perkembangan bencana alam yang mungkin bisa terjadi setiap saat, kapan pun dan di mana pun khususnya di wilayah sekitar DKI Jakarta.
Anton berharap prajuritnya dapat memberikan respons secara cepat dan tepat dalam memberikan bantuan serta pertolongan kepada masyarakat terdampak bencana alam. "Selalu siap setiap saat diproyeksikan ke lokasi terjadinya bencana alam," ujar Anton.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat delapan orang meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi basah yang terjadi selama sepekan, 24-30 Oktober 2022.
"Selama sepekan terakhir ada delapan orang yang meninggal dunia akibat bencana," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing secara daring di Jakarta, Senin (31/10).
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha menyiagakan pasukan untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi di DKI Jakarta.
-
Sentimen: negatif (96.6%)