Sentimen
Netral (66%)
2 Nov 2022 : 05.41
Informasi Tambahan

Event: Zakat Fitrah

Institusi: ITB

Kab/Kota: Indramayu

Nyaris Jadi TKI di Jepang, Milenial Asal Indramayu Ini Bisa Kuliah di ITB

2 Nov 2022 : 05.41 Views 2

Republika.co.id Republika.co.id Jenis Media: Nasional

Nyaris Jadi TKI di Jepang, Milenial Asal Indramayu Ini Bisa Kuliah di ITB

Beasiswa Perintis memberikan biaya kuliah serta biaya hidup hingga lulus.

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi milenial yang tinggal di daerah pantai utara (Pantura), setelah tamat SMA mayoritas, memilih untuk bekerja di pabrik, menjadi petani, nelayan, atau menjadi TKI dan TKW. Kondisi ini terjadi, karena kondisi ekonomi orang tua mereka.

Jadi, banyak para remaja di Pantura tersebut yang berpikir untuk bekerja membantu perekonomian keluarga karena tak ada biaya untuk berkuliah. Hal tersebut terjadi pada seorang milenial asal Indramayu, Diemas Ariasena yang ditemui di kawasan Masjid Salman, Selasa (1/11).

Diemas mengatakan, dirinya tak mengira bisa menjadi salah satu alumni Teknologi Pasca-Panen ITB tahun 2022. "Jangankan orang lain, saya sendiri pun tidak pernah mengira bisa kuliah di ITB," ujarnya.

Diemas memang memiliki kisah yang sangat unik. Saat tamat SMA, anak-anak seusianya ingin melanjutkan kuliah. Tapi, dia malah ingin menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Jepang. 

Karena, Diemas memang dibesarkan oleh keluarga yang serba kekurangan. Dia juga hidup di lingkungan yang memang tidak terlalu memprioritaskan pendidikan. 

"Teman-teman saya saat sudah lulus dari SMA memilih untuk bekerja di pabrik, menjadi petani, nelayan, atau menjadi TKI. Makanya, saya berpikir sama," katanya.

Bagi Diemas, pilihan–pilihan tersebut bukan suatu pekerjaan yang rendah. Karena saat itu, Diemas hanya berpikir bagaimana caranya untuk segera menghasilkan uang. 

Diemas berpikir dengan menjadi TKI dirinya bisa mendapatkan gaji yang besar. Sehingga, gaji besar bisa menutup kebutuhan sehari-hari keluarganya. Walapun, Diemas mengaku, di hati kecilnya dia memiliki keinginan juga untuk berkuliah. 

"Saya berpikir dengan kuliah tentu ia akan memberikan manfaat yang lebih banyak dan lebih luas. Saya juga ingin mendapatkan rekan perjuangan dengan pola pikir yang kritis dan progresif," paparnya.

Ternyata, nasib baik menghampiri Diemas, harapan untuk berkuliah yang awalnya hanya bagian dari mimpi Diemas ternyata Allah kabulkan pada 2017. Ketika itu Diemas mendapatkan informasi Beasiswa Perintis Rumah Amal Salman. 

"Dalam hati saya bergumam Ya Allah ini informasi yang saya mau," katanya. 

Diemas pun, langsung memburu restu orang tuanya untuk bisa mengikuti serangkaian seleksi Beasiswa Perintis. Sehingga, pada tahun 2018, Diemas diterima Beasiswa Perintis dan bisa berkuliah di Fakultas Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Rekayasa (SITH - R) ITB.

“Masih teringat dinginnya lantai di dahi saya, saat saya melakukan sujud syukur,” kenang lelaki kelahiran tahun 2000 ini.

Rasa syukurnya pun, kata Diemas, semakin bertambah. Sebab, dia tidak hanya berkesempatan kuliah di ITB dan mendapatkan biaya hidup selama empat tahun. Ia juga bersyukur mendapatkan pembinaan ruhani, mental, dan akademik. Bahkan hingga wisuda pun, Diemas merasa tetap diperhatikan oleh Rumah Amal Salman lembaga yang memberinya beasiswa.

Dari kemudahan-kemudahan yang dia dapat, Diemas akhirnya bertekad untuk mewakafkan dirinya di Rumah Amal Salman. Mengaplikasikan materi-materi selama pembinaan mengenai ilmu zakat dan sedekah, melayani umat dengan sepenuh hati. 

Saat ini, Diemas sedang membantu Rumah Amal Salman di bidang pendidikan dengan menjadi fasilitator Program Beasiswa Perintis. Harapan tertingginya, bisa menjadi seorang kaya dan dermawan. Agar bisa membantu anak-anak untuk melanjutkan pendidikan.

"Sebab, saya mengalami betul bagaimana rasanya dibantu ketika sedang membutuhkan bantuan," katanya.

Beasiswa Perintis sendiri, merupakan program bimbingan belajar dan persiapan untuk masuk perguruan tinggi negeri. Program ini memberikan kesempatan kepada siswa SMA/sederajat  dari kalangan dhuafa untuk bisa melanjutkan studi. Beasiswa Perintis memberikan biaya kuliah serta biaya hidup hingga lulus dalam rangka membina calon leading figure masa depan. 

 

Sentimen: netral (66.7%)