Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Moskow
Eropa Makin Miris! Warga Kurangi Belanja, Beli Makanan Murah
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi yang tinggi di wilayah Eropa membuat warga di benua itu mulai merubah beberapa kebiasaan. Salah satunya adalah dengan mengurangi belanja dan membeli makanan yang lebih murah.
Dalam hasil riset lembaga IRI, sekitar 71% konsumen di Uni Eropa (UE) telah mengubah kebiasaan belanja mereka untuk menjaga makanan tetap ada. Para konsumen bahkan melewatkan jam makan mereka untuk menghemat.
"Kelelahan inflasi di wilayah tersebut telah menyebabkan 'perilaku mengatasi' yang tidak terlihat sejak tahun 1970-an dan 1980-an, seperti melewatkan makan, memotong pengeluaran untuk makanan, membeli barang-barang usang, atau barang-barang dengan harga lebih murah," tulis hasil riset itu yang diwartakan Russia Today, Rabu (26/10/2022).
Sekitar 58% terpaksa mengurangi kebutuhan pokok, dan 35% telah memanfaatkan tabungan pribadi atau mengambil pinjaman untuk membayar tagihan.
"Jelas bahwa keinginan konsumen untuk berbelanja sedang menderita dan arah perjalanan kemungkinan akan memburuk dengan kemungkinan kenaikan harga lebih lanjut yang tajam mengingat biaya input yang tinggi dan harga energi yang bergejolak," kata Wakil Presiden Senior IRI Ananda Roy, mengomentari temuan tersebut.
Lebih dari setengah responden juga mengungkapkan bahwa mereka berencana untuk mengurangi pemesanan makanan sementara 47% mengatakan mereka akan membatasi kunjungan mereka ke restoran, bar, dan kafe.
Roy menyarankan bahwa karena inflasi yang tidak begitu mungkin mereda dalam waktu dekat, baik konsumen maupun pengecer harus beradaptasi dengan kenyataan baru.
"Ada beberapa keputusan sulit bagi pembeli, dan pengecer serta merek akan melakukannya dengan baik untuk melihat lama dan keras bagaimana mereka akan menanggapi kebutuhan pembeli," katanya.
Eropa sendiri menderita inflasi yang tinggi pasca perang Rusia-Ukraina. Ini diakibatkan oleh sikap Benua Biru untuk mengembargo bahan bakar dari Moskow, yang notabenenya memasok 40% kebutuhan gas. Ini kemudian memicu lonjakan harga energi yang tinggi.
[-]
-
'Malapetaka' Eropa Nyata! Awas RI BIsa Ketiban Sialnya(sef/sef)
Sentimen: negatif (98.4%)