Setuju Pancasila Diganti Syariat Islam Bertambah, Paling Banyak di Kota
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO, Masyarakat yang setuju syariat Islam menjadi ideologi negara menggantikan Pancasila kian meningkat. Sigi terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memotret masyarakat yang pro syariat Islam sebesar 12.5% atau bertambah dua kali lipat dari tahun 2021.
Survei digelar LSI Denny JA pada tanggal 11-20 September 2022 dengan jumlah responden sebanyak 1200 orang. Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling dan wawancara dilaksanakan secara tatap muka. Survei memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2.9%.
"Publik yang menyatakan setuju, sangat setuju 12.5%. Publik yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju 77.8%, dan 9.7% menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab," kata Direktur CPA–LSI Denny JA, Ade Mulyana, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Akuratco di Jakarta, Selasa (1/11/2022).
baca juga:Dia menjelaskan responden disodorkan pertanyaan, "Jika ada sekelompok orang/golongan di Indonesia memberikan aspirasi mereka dengan menyarankan ideologi Pancasila diganti dengan syariat Islam sebagai panduan hukum berbangsa dan bernegara, seberapa setuju Ibu/Bapak dengan hal tersebut?".
Ia mengatakan publik yang pro syariat Islam angkanya terus mengalami peningkatan dalam 10 tahun terakhir. Dengan pertanyaan yang sama di tahun 2012, publik yang pro syariat Islam berada di angka 5.6%, dan di tahun 2017 angkanya menjadi 9.3%.
Dia menjelaskan, survei juga menunjukkan semakin rendah pendidikan semakin tinggi pro syariat Islam. Pendidikan tamat SD kebawah yang pro syariat Islam sebesar 13.8%, pendidikan tamat SMP kebawah yang pro syariat Islam sebesar 17.1%. Kemudian pendidikan tamat SMA kebawah yang pro-syariat Islam sebesar 9.1%.
"Pendidikan D3 keatas yang pro syariat Islam sebesar 8.6%. Di pendidikan bawah (tamat SD dan SMP kebawah) pro syariat Islam paling tinggi," katanya.
Pro syariat Islam paling tinggi pada masyarakat dengan pendapatan di bawah Rp2 juta per bulan yakni sebanyak 15,1%. Llau penghasilan Rp2-3 juta per bulan 12%, Rp3-4 juta per bulan 10,2%, dan pendapatan di atas Rp4 juta per bulan sebanyak 6,9%.
Berdasarkan usia responden, pro syariat Islam paling tinggi di usia 40-49 tahun sebesar 14,9%, di bawah 30 tahun 13,6%, 30-39 tahun 9,7%, serta di atas 50 tahun 11,8%.
Bagi yang beragama Islam, pro syariat Islam sebesar 13,4% sementara non Islam 4,9%. Lalu pro syariat Islam paling banyak ditemukan di wilayah Indonesia Tengah sebanyak 15%, wilayah Barat 11,9%, dan Timur 6,7%.
Hasil survei juga memotret penduduk kota lebih pro syariat Islam 17,8% dibanding desa yang hanya 10,4%. Publik yang tidak punya Facebook lebih banyak yang pro syariat Islam yakni 13,1%, sedangkan yang punya Facebook 11,9%.
"Jadi memang publik yang pro syariat Islam saat ini sebesar 12,5 persen sebetulnya tidak terlalu besar tetapi cukup tinggi juga karena di atas 10 persen angkanya," demikian kata Ade Mulyana.[]
Sentimen: positif (100%)