Sentimen
Positif (61%)
2 Nov 2022 : 03.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Cempaka Putih

Walikota Jakarta Pusat Tarik 30 Obat Sirop Berbahaya dari Apotek di Cempaka Putih

2 Nov 2022 : 10.10 Views 3

Fin.co.id Fin.co.id Jenis Media: Nasional

Walikota Jakarta Pusat Tarik 30 Obat Sirop Berbahaya dari Apotek di Cempaka Putih

Reporter: Darul Fatah|

Editor: Darul Fatah|

Kamis 27-10-2022,22:25 WIB

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma inspeksi mendadak sebuah apotek di kawasan Cempaka Putih. (ist)--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Guna memberikan jaminan tidak beredar lagi obat-obat yang berdampak pada gagal ginjal anak di apotek, Pemkot Jakarta Pusat menggelar inspeksi mendadak, Kamis (27/10/2022).

Inspeksi langsung dipimpin Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma.

Puluhan sampel obat sirop yang tak boleh beredar berdasarkan rekomendasi BPOM langsung ditarik dari apotek yang berada di kawasan Cempaka Putih.

BACA JUGA:Pedagang Pakaian 'Menjerit' Sepi Pembeli, PPI Minta Keringanan Harga Sewa Kios Pasar di Jakarta

Menurut Dhany, pihaknya menggelar sidak ke apotek untuk mengambil sampel obat yang sudah ditarik peredarannya sesuai rekomendasi BPOM.

"Alhamdulillah, hari ini kami turun menggelar sidak ke apotek. Sekitar 30 produk obat sirop yang ditemukan langsung ditarik," ujar Dhany.

Pihaknya berkolaborasi dengan BPOM gencar menggelar pemantauan peredaran obat sirop di seluruh apotek di Jakarta Pusat.

"Pengawasan sudah rutin dilakukan oleh Sudin Kesehatan Jakarta Pusat dengan BPOM serta melibatkan aparat tingkat wilayah, puskesmas kecamatan dan kelurahan," ungkap dia.

BACA JUGA:Polisi Ungkap Motif Pelaku Penusukan Bermodus Petugas Sensus di Bogor, Sakit Hati Ditagih Utang Rp10 Ribu

Selain itu, sambung Dhany, pihaknya gencar menyosialisasikan kepada warga agar menerapkan pola hidup sehat dan bijaksana menggunakan obat-obatan.

"Kami mengimbau warga menerapkan pola hidup sehat sehingga tidak perlu membutuhkan obat-obatan dan lebih orientasi menginduksi obat herbal," tutur dia.

Sementara Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari menyatakan, dua pasien penyakit ginjal akut disebabkan bawaan dan infeksi.

"Yang satu infeksi, yang satu lagi memang ada kelainan ginjal bawaan sejak lahir. Sedangkan satu kasus yang meninggal memang sudah ada pemeriksaan lebih lanjut. Obat juga sudah diperiksakan tapi hasil pemeriksaan belum ada," tuturnya.

BACA JUGA:Program Rumah DP Rp0 era Anies, Dinas Perumahan Rakyat DKI Jakarta Minta Arahan Heru Budi

Sumber:

Sentimen: positif (61.5%)