Sentimen
Negatif (99%)
2 Nov 2022 : 00.15
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Tokoh Terkait
Brigadir Yosua Hutabarat

Brigadir Yosua Hutabarat

Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Berikut Daftar Waktu dan Wilayah untuk Mengamatinya

2 Nov 2022 : 00.15 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Berikut Daftar Waktu dan Wilayah untuk Mengamatinya

PIKIRAN RAKYAT - Fenomena astronomis berupa gerhana bulan total akan terjadi pada awal November 2022 ini.

Gerhana bulan total dilaporkan akan terjadi pada Selasa, 8 November 2022, mulai pukul 15.02 WIB.

Fenomena ini terjadi ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi yang disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi, dan Matahari membentuk garis lurus.

Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan.

Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase Bulan Purnama, tetapi tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan.

Hal ini adalah karena orbit Bulan yang miring 5,1 derajat terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus.

Oleh karena itu, bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama.

Baca Juga: Polri Didaulat Jadi Institusi Polisi Terbaik Kelima di Dunia Versi Gallup, Kalahkan UEA hingga Portugal

"Gerhana Bulan Total kali ini terjadi dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian dan total) selama 3 jam 39 menit 50 detik," kata Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Andi Pangerang.

"Lebar gerhana bulan total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570. Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960)," tuturnya menambahkan.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs lesmi LAPAN, berikut ini waktu dan wilayah di Indonesia yang dapat teramati untuk setiap kontak gerhana:

1. Awal Penumbra (P1) pukul 15.02 WIB/16.02 WITA/17.02 WIT tidak dapat teramati di seluruh Indonesia.

2. Awal Sebagian (U1) pukul 16.09 WIB/17.09 WITA/18.09 WIT dapat teramati di Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, dan Kepulauan Tanimbar.

3. Awal Total (U2) pukul 17.16 WIB/18.16 WITA/19.16 WIT dapat teramati di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kapuas Hulu.

4. Puncak Gerhana pukul 18.00 WIB/19.00 WITA/20.00 WIT dapat teramati di seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, dan Bengkulu.

5. Akhir Total (U3) pukul 18.41 WIB/19.41 WITA/20.41 WIT dapat teramati di seluruh Indonesia.

6. Akhir Sebagian (U4) pukul 19.49 WIB/20.49 WITA/21.49 WIT dapat teramati di seluruh Indonesia.

7. Akhir Penumbra (P4) pukul 20.56 WIB/21.56 WITA/22.56 WIT dapat teramati di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Pengakuan ART Ferdi Sambo: Saya Bersihkan Darah Brigadir J di TKP

Pada saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Kemudian seiring Bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna Bulan akan menjadi kemerahan.

Hal ini disebabkan oleh mekanisme Hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer Bumi.

"Hamburan Rayleigh yang terjadi ketika gerhana Bulan sama seperti mekanisme ketika Matahari maupun Bulan tampak berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah dan langit yang mempunyai rona jingga ketika Matahari terbit maupun terbenam," ujar Andi Pangerang.

"Spektrum dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ungu, biru, dan hijau dihamburkan ke angkasa lepas, sedangkan spektrum dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah, jingga dan kuning diteruskan ke pengamat," ucapnya menambahkan.

Selain itu, tidak ada cahaya Matahari yang dapat dipantulkan oleh Bulan pada saat gerhana sebagaimana ketika fase Bulan Purnama.

Gerhana dapat berwarna menjadi lebih kecokelatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.

"Dampak dari Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, Purnama maupun Bulan Baru," tutur Andi Pangerang.

Sementara itu, Gerhana Bulan Total yang dapat teramati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032, dan 18 Oktober 2032.***

Sentimen: negatif (99.6%)