Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Indonesia
Kab/Kota: Bogor
Dari UI untuk Cisadon, Upaya Giatkan Pariwisata dan Ekonomi Kampung
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – Pada abad ke-18, kopi dijadikan komoditas oleh pemerintah kolonial Belanda yang memberlakukan tanam paksa. Sejak saat itu, kopi dari Nusantara dikenal luas di dunia. Tanam paksa tersebut salah satunya menyisakan area perkebunan kopi di Kampung Cisadon, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampung ini memiliki komoditas kopi luwak yang sangat besar jika dibandingkan dengan daerah lain. Sayangnya, para petani Cisadon menjual biji kopi dengan harga murah.
Melihat kondisi tersebut, para dosen dan peneliti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) tergerak untuk mengembangkan Kampung Cisadon yang berpopulasi sekitar 24 kepala keluarga ini menjadi daerah ekowisata. Pengembangan ini dilakukan melalui tiga konsep, yaitu wisata berkelanjutan, pelestarian lingkungan, dan pelibatan komunitas lokal.
Konsep wisata berkelanjutan diterapkan agar tempat wisata bisa bertahan untuk jangka waktu lama. Para pengabdi UI melakukan branding terhadap Kampung Cisadon agar semakin dikenal masyarakat luas. Dalam melakukan branding, para pengabdi mempertimbangkan diferensiasi (keunggulan atau kekhasan Cisadon), relevansi (kopi hutan organik Cisadon), esteem (kepercayaan pada produk), dan knowledge (pengetahuan tentang produk).
Dalam pelestarian lingkungan, para pengabdi UI berusaha mempertahankan tradisi Kampung Cisadon. Kang Farid, salah satu petani Cisadon, berkata, “Kami tidak akan menjual apa yang sudah menjadi tradisi kami.” Pernyataan tersebut muncul karena banyaknya investor dengan modal besar datang untuk membeli tanah mereka. Meski tanah yang ditempati warga Cisadon adalah milik Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani), mereka telah tinggal puluhan tahun di kampung tersebut. Oleh karena itu, para pengabdi UI berusaha menjadikan Kampung Cisadon sebagai daerah ekowisata agar keberadaannya diakui masyarakat dan pemerintah.
Para akademisi UI juga memberikan edukasi kepada warga Cisadon dalam pengelolaan kopi. Ini dilakukan sebagai bentuk pelibatan komunitas lokal. Dengan mendatangkan barista andal, para warga dilatih untuk membuat kopi dengan cita rasa yang berbeda dari biasanya. Warga juga dibimbing agar mampu menaikkan kualitas kopi mereka.
Kopi Cisadon merupakan kopi hutan organik yang aman, sehat, dan tidak mengandung bahan pengawet. Untuk menambah nilai jual kopi Cisadon, para pengabdi membuatkan merek dagang dengan nama “Kopi Hutan Cisadon” dan “Kopi Luwak Hutan Cisadon”.
Menurut para pengabdi UI, pemasaran terbaik untuk kopi Cisadon adalah dengan mengajak konsumen datang ke lokasi untuk menikmati kopi sambil melihat pemandangan pedesaan yang asri. Mereka tidak sekadar menikmati rasa kopi, tetapi juga merasakan atmosfir di sekitarnya. Selain pemandangan hijau, Cisadon yang hanya berjarak 30–40 kilometer dari Jakarta ini juga menawarkan sensasi kampung masa lalu karena listrik dan pemancar sinyal belum ada di lokasi tersebut. Kampung Cisadon yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan populasi sekitar 24 kepala keluarga dibantu para dosen dan peneliti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) menjadi daerah ekowisata. (UI untuk JawaPos.com)
Perjalanan menuju Kampung Cisadon merupakan sebuah tantangan karena medan yang ditempuh cukup sulit. Dibutuhkan waktu 6 jam berjalan kaki menuju lokasi dan pengunjung bisa merasakan denyut jantung dipicu dengan berjalan dari 500–1200 mdpl.
Daerah ekowisata Cisadon hadir dengan menawarkan tiga kegiatan, yaitu nyadon (ke Sadon), ngemping (camping), dan ngopi (minum kopi). Dalam kegiatan yang diinisiasi oleh pengabdi UI ini, sekitar 100 peserta dari komunitas pesepeda melakukan kegiatan outdoor ke Cisadon tanpa menimbulkan kebisingan, maupun polusi udara. Jumlah ini telah dibatasi oleh panitia mengingat antusiasme warga ibu kota sangat tinggi untuk datang ke sana.
Selain menikmati kopi, para pengunjung juga dapat menikmati berbagai suguhan makanan dan bermalam di sana. Mereka juga dapat mengabadikan momen itu melalui media sosial, sehingga membantu pemerintah dalam mempromosikan pariwisata Kampung Cisadon. Dengan begitu, perekonomian dapat hidup dan diharapkan kesejahteraan warga setempat meningkat.
Untuk memudahkan akses bagi masyarakat yang ingin ke Kampung Cisadon, para pengabdi UI telah membuat laman www.kopicisadon.org yang berisi informasi seputar kampung tersebut. Laman tersebut juga terkoneksi dengan beberapa marketplace yang menjual “Kopi Hutan Cisadon” dan “Kopi Luwak Hutan Cisadon”. Meski begitu, pengalaman untuk nyadon, ngemping, dan ngopi tentu berbeda daripada menyeruput kopi di balik meja kerja.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : ARM
Sentimen: positif (99.2%)