Harga Komoditas Landai, Pendapatan Negara 2023 Diprediksi Turun
Tirto.id Jenis Media: News
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu menjelaskan, meroketnya harga komoditas andalan Indonesia tahun ini memberikan windfall atau durian runtuh terhadap penerimaan negara, dengan pertumbuhan lebih dari 50 persen. Namun, 2023 durian runtuh tersebut akan berakhir.
"Pendapatan negara kita asumsikan akan tumbuh 1,1 persen saja dari 2022 ke 2023. Karena kita tahu bahwa 2022 kita menikmati harga komoditas yang tinggi sehingga dampaknya bagi penerimaan kita sangat baik," katanya dalam Seminar Bincang APBN 2023, di Kantornya, Jakarta, Jumat (28/10/2022).
Pemerintah memproyeksikan penerimaan perpajakan akan berada di atas Rp2.000 triliun untuk tahun ini. Akan tetapi, pemerintah juga menyiapkan skenario apabila situasi di 2023 berubah dalam konteks harga komoditas.
"Kita harus siap dengan skenario di mana harga komoditas mungkin tidak akan setinggi itu lagi untuk di 2023 sehingga kita harus siapkan di mana APBN kita itu akan tetap antisipatif," tutur Febrio.
Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan belanja dengan hati-hati. Berkat durian runtuh yang terjadi pada 2022 ini pemerintah bisa melindungi masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan rentan dalam meredam goncangan yang terjadi di dunia yang transmisinya sampai ke Indonesia.
"APBN itu harus berperan sebagai shock absorber (peredam goncangan) yang sangat kuat, harganya mahal. Nah, itu juga harus kita siapkan untuk 2023 sehingga di sisi pendapatan kita harus hati-hati dan konservatif, di sisi belanjanya juga harus kita siapkan dengan baik," jelasnya.
Sentimen: positif (47.1%)