Sentimen
Positif (93%)
30 Okt 2022 : 22.34
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina, Bank Mandiri

Kab/Kota: Tangerang

Tokoh Terkait

RI-Bangladesh Catatkan Potensi Bisnis Rp 4,7 T

RM.id RM.id Jenis Media: Nasional

30 Okt 2022 : 22.34
RI-Bangladesh Catatkan Potensi Bisnis Rp 4,7 T

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 ke-37, Indonesia-Bangladesh berhasil menorehkah kesepakatan dagang dan bisnis senilai 302 juta dolar Amerika Serikat atau Rp 4,7 triliun).

Duta Besar Indonesia Bangladesh dan Nepal, Heru Subolo, telah memimpin rombongan 28 pengusaha besar dan UMKM Bangladesh menghadiri TEI 2022 di ICE BSD City, Tangerang yang berlangsung 19-23 Oktober 2022.

Berita Terkait : Forum INACEE 2022 Bukukan Potensi Transaksi Dagang Rp 5,95 T

Program ini dilakukan KBRI Dhaka sebagai langkah untuk semakin meningkatkan volume perdagangan Indonesia dan Bangladesh.

Serangkaian kegiatan telah  dilaksanakan KBRI Dhaka selama TEI 2022. Yakni, welcoming dan business reception untuk pembekalan para pengusaha Bangladesh dan mengadakan Forum Bisnis mempertemukan pengusaha dari kedua negara. Serta melakukan pendampingan secara intensif kepada para pengusaha.

Berita Terkait : HUT Ke-24, Bank Mandiri Konsisten Transformasi Bisnis Secara Digital

"Pada hari pertama perhelatan TEI 2022, disaksikan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, dua perusahaan Bangladesh menandatangani kontrak dan komitmen bisnis lebih dari 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 31,1 miliar," terang Dubes Heru, dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Hal itu merujuk pada, SAJ Ltd sepakat membeli minyak pelumas dari Pertamina Lubricant senilai 2 juta dolar AS dan Arno Export-Import membeli produk buah pinang dari PT Swarga sebesar 432 ribu atau sekitar Rp 1,56 miliar.

Berita Terkait : Naik Rp 200 T, Bahlil Targetkan Investasi Tahun Depan Rp 1.400 T

Pada hari yang sama, di luar arena TEI 2022 juga dilakukan penandatanganan kontrak kerja sama antara Intraco Ltd dengan PT Pertamina Gas Negara. Untuk pembelian gas dari Indonesia yang nilainya dapat mencapai 100 juta dolar AS  per tahun atau sekitar Rp 1,5 triliun.

"Kesepakatan pembelian gas ini nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut untuk pembangunan instalasi gas di Bangladesh," imbuh Heru.
 Selanjutnya 

Sentimen: positif (93.8%)