Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Hari Sumpah Pemuda
Kab/Kota: Surabaya
Tokoh Terkait
Gus Miftah Berharap Daerah Lain Contoh Toleransi Kerukunan Masyarakat di Surabaya
Rmol.id Jenis Media: Nasional
Menurut dia, meski Surabaya dihuni sekitar 34 suku bangsa, namun warga di sana tetap rukun dan saling menghormati antarsatu dan lainnya.
"Wong Indonesia (Orang Indonesia) kalau bisa akur (rukun) seperti di Surabaya ini, InsyaAllah menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur," kata Gus Miftah dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat memberikan ceramah kebangsaan dalam acara Silaturahmi Toleransi Kebangsaan di Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat malam (28/10).
Dalam ceramah kebangsaan yang disampaikan Gus Miftah, ia mengajak masyarakat di Kota Surabaya untuk terus meneladani semangat Sumpah Pemuda.
Setidaknya ada lima poin yang disampaikan untuk dapat diteladani dari Sumpah Pemuda.
Pertama, Gus Miftah menyampaikan, semangat Sumpah Pemuda mengajarkan kepada semuanya untuk tidak pernah berhenti berjuang.
"Sumpah Pemuda mengajarkan kepada kita, meski ada perbedaan suku agama dan ras, semuanya satu Indonesia, kita hargai satu dan lainnya," kata Gus Miftah dalam poin kedua.
Kemudian poin ketiga, Sumpah Pemuda mengajarkan masyarakat untuk tetap menjaga warisan lokal dan bangga sebagai warga Indonesia.
Lalu keempat, Sumpah Pemuda mengajarkan kepada semuanya, meski kini sudah banyak bahasa asing, namun tetaplah mencintai Bahasa Indonesia.
"Kelima adalah Sumpah Pemuda mengajarkan kepada kita, ke manapun kakimu berpijak, jangan pernah melupakan tanah airmu Indonesia," pesan Gus Miftah.
Sementara itu, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan bahwa Silaturahmi Toleransi Kebangsaan sengaja digelar di depan Tugu Pahlawan sebagai refleksi untuk mengingat kembali perjuangan para Pahlawan.
Apalagi, saat pertempuran 10 November 1945, seluruh suku, ras dan agama di Surabaya turut berjuang bersama-sama dalam merebut kemerdekaan.
"Maka hari ini di tanggal 28 Oktober di Hari Sumpah Pemuda, kita melaksanakan di depan Tugu Pahlawan mengingatkan kita perjuangan Kota Surabaya yang tidak boleh kita dilupakan," kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali kota Eri itu mengatakan, bahwa dari dulu hingga sekarang, masyarakat Surabaya selalu menjunjung tinggi toleransi antar satu dan lainnya.
Karenanya, ia meminta seluruh masyarakat untuk terus memberikan rasa aman dan nyaman bagi agama apapun yang menjalankan ibadah di Surabaya.
"Matur nuwun (terima kasih) untuk seluruh warga Kota Surabaya yang telah menjaga perdamaian, yang telah persaudaraan satu dengan yang lainnya," terangnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya ini kembali mengajak masyarakat untuk terus mengumandangkan bahwa Surabaya adalah kota terbuka bagi seluruh golongan dan selalu menjaga toleransi.
"Jikalau rasa ini kita wujudkan terus, saya yakin Insyaallah Surabaya tidak ada radikalisme, Surabaya tidak ada yang namanya kekacauan. Karena semuanya terjaga oleh arek-arek Suroboyo yang cinta perdamaian," pungkasnya.
Sentimen: positif (100%)