Sentimen
Positif (99%)
30 Okt 2022 : 10.15
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Institusi: UGM

Kab/Kota: Surabaya, Kendal

Tokoh Terkait
Gus dur

Gus dur

Berjuang di Akar Rumput, Alissa Wahid Raih Penghargaan Internasional

30 Okt 2022 : 10.15 Views 3

Jawapos.com Jawapos.com Jenis Media: Nasional

Berjuang di Akar Rumput, Alissa Wahid Raih Penghargaan Internasional

JawaPos.com- Niwano Peace Foundation memberikan The Niwano Peace Prize Visionary Award (NPPVA) kepada sejumlah tokoh internasional. Dari Indonesia ada nama Alissa Wahid, direktur Jaringan GUSDURian. Putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu layak mendapat penghargaan atas kiprahnya selama ini.

Niwano Peace Foundation tersebut berdiri sejak 1978. Saat ini, diketuai oleh Hiroshi Niwano dan Nichiko Niwano sebagai presiden kehormatan. Selain Alissa dari Indonesia, penghargaan juga diberikan kepada Ruki Fernando (Sri Lanka) dan Jennifer Liang (India).

Yayasan ini memberikan NPPVA untuk menghormati dan mendorong individu atau organisasi yang telah berkontribusi secara signifikan. Menunjukkan kiprahnya yang luar biasa dalam memperjuangkan masyarakat yang damai dan harmonis, serta dinilai memiliki potensi pengembangan khidmat lebih besar di masa depan.

NPPVA beriktikad memupuk potensi upaya-upaya perdamaian yang otentik dan berakar dalam masyarakat, serta mengatasi masalah-masalah spesifik yang erat dalam kehidupan masyarakat.

Alissa Wahid mendirikan Jaringan GUSDURian untuk melanjutkan perjuangan ayahnya dalam menyebarkan Islam moderat. Islam yang toleran di Indonesia. Alissa dianggap berhasil mewujudkan kemanusiaan Islam dalam aktivitas sosialnya dan mengembangkannya menjadi gerakan nasional dengan membela hak-hak minoritas yang menjadi sasaran persekusi dan penindasan oleh kelompok ekstrem.

Niwano Peace Foundation juga menyoroti aktivitas Alissa dalam mendampingi petani yang tanah dan lingkungan hidupnya dirampas dan dirusak oleh korporasi. Sejak beberapa tahun terakhir, Alissa menjadi salah satu tokoh yang begitu vokal menyuarakan penolakan terhadap perusakan lingkungan.

Beberapa aktivitas itu antara lain mendampingi warga Kendeng, mengadvokasi kriminalisasi aktivis lingkungan di Kendal, membela Salim Kancil, serta membersamai warga Kulonprogo dan Wadas yang mengalami konflik agraria dan perampasan ruang hidup.

“Penghargaan ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak yang terlibat dalam kerja-kerja GUSDURian,” kata Alissa saat dihubungi JawaPos.com, Sabtu (29/10) malam.

Tanpa dukungan dari para GUSDURian dan jejaringnya, lanjut Alissa, kerja-kerja kemanusiaan ini tidak akan bisa berdampak luas. Karena itu, dia secara khusus berterima kasih kepada para penggerak Jaringan GUSDURian yang saat ini jumlahnya sangat besar. Setidaknya, ada sebanyak 155 komunitas di seluruh belahan dunia.

’’Ini adalah hadiah Jaringan GUSDURian setelah menyelenggarakan Tunas (Temu Nasional) di Surabaya beberapa waktu lalu,” ungkap alumnus psikologi UGM Jogjakarta itu.

Dalam catatan Jawa Pos, sebelumnya Aliisa juga kerap menerima penghargaan. Sebut saja di antaranya Shine On Award (2015), Global Women’s Leadership 2015 oleh Esienhower Fellowship.

Selain itu, Marketeer’s 2016 Women Award, International Fellow oleh King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialoque (KAICIID) pada 2016. Lalu, juga pernah meraih penghargaan Alumni Awards 2019 kategori Alumni Muda Berprestasi.

Sentimen: positif (99.2%)