Sentimen
Positif (44%)
30 Okt 2022 : 03.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tasikmalaya, Banjarmasin

Makassar Jadi Kota Paling Tinggi Pergeseran Cuacanya di Indonesia

30 Okt 2022 : 03.05 Views 3

Jawapos.com Jawapos.com Jenis Media: Nasional

Makassar Jadi Kota Paling Tinggi Pergeseran Cuacanya di Indonesia

JawaPos.com – Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengalami pergeseran iklim tertinggi di Indonesia dengan mencapai 279 hari pergeserannya. Angka tersebut membuat Makassar masuk ke dalam urutan 15 besar di dunia dan ke-4 di Benua Asia sebagai kota paling tinggi pergeseran cuacanya. Data tersebut didapat dari hasil studi Climate Central bertajuk “365 Days on a Warming Planet”.

“Angka tersebut juga membuat rata-rata harian pergeseran iklim di Makassar mencapai 3,8 hari dalam setahun,” ujar Direktur Ilmu Iklim di Climate Central, Andrew Pershing dalam keterangan tertulis, Jumat (28/10).

Andrew mengungkapkan, Makassar merupakan salah satu dari 24 kota di Indonesia yang masuk ke dalam daftar Global Climate Shift Index Scores yang dilaporkan Climate Central. Selain Makassar, ada tiga kota lain yang mencatat pergeseran iklim sebanyak 200 lebih hari, yakni Batam dengan 259 hari (rata-rata harian 3,5 hari), Banjarmasin dengan 254 hari (3,52), dan Tasikmalaya dengan 223 hari (3,12).

“Sementara itu, Jakarta dilaporkan mengalami pergeseran iklim sebanyak 53 hari dalam setahun dengan rata-rata harian pergeseran iklim di Ibu Kota negara Indonesia ini mencapai 0,54 hari,” jelasnya.

Ia mengatakan, studi ini menggunakan metode atribusi peer-review yang dikembangkan Climate Central. Dengan metode tersebut, pengaruh perubahan iklim pada suhu harian di belahan bumi mana pun sekarang dapat dihitung dan dinilai dalam skala yang disederhanakan melalui Indeks Pergeseran Iklim.

“Indeks Pergeseran Iklim menggabungkan perhitungan berbasis observasi dan model yang dirinci dalam makalah metode berjudul ‘A Multi-method Framework for Global Real-time Climate Attribution’ yang diterbitkan pada Juni 2022 dalam Kemajuan di Statistik Klimatologi, Meteorologi, dan Oseanografi,” jelas Andrew.

Indeks itu sendiri menerapkan skala lima poin untuk menunjukkan seberapa besar kemungkinan atau frekuensi tinggi dan rendahnya suhu harian sebagai akibat dari perubahan iklim.

“Indeks Pergeseran Iklim level 3 berarti anomali suhu pada hari tersebut setidaknya tiga kali lebih mungkin terjadi karena dampak perubahan iklim yang disebabkan manusia,” tandas Andrew.

Editor : Eko D. Ryandi

Reporter : Tazkia Royyan Hikmatiar

Sentimen: positif (44.4%)