AKURAT.CO, Pemerhati Politik Rustam Ibrahim menyarankan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk me-reshuffle sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju dari Partai NasDem usai medeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Pasalnya Rustam menilai jika hal itu tidak dilakukan maka terkesan tak adil terhadap Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang saat ini masih berada di dalam koalisi Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

"Presiden @jokowi harusnya berpacu dengan waktu menuntaskan agenda-agenda politiknya," kata Rustam dikutip dalam cuitannya @RustamIbrahim, Jumat (28/10/2022).

Rustam berharap Jokowi dapat mengakomodir kepentingan partai-partai koalisi. Sebab apabila Presiden Jokowi tidak  mengelola koalisinya dengan baik, maka dipastikan 2023 akan bubar. 

"Dan partai-partai anggota koalisi butuh popularitas dan kesuksesan Jokowi untuk menangkan Pilpres," ujarnya.

Seperti diketahui, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sempat menjawab kabar reshuffle. Dia tidak yakin Presiden Joko Widodo mengocok ulang komposisi Kabinet Indonesia Maju. Apalagi, menteri yang ditendang keluar dari kabinet adalah menteri dari NasDem.

"Saya belum pikirkan ke arah situ karena saya belum terlalu yakin (presiden melakukan reshuffle)," kata Paloh di Wisma Nusantara, Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Menurutnya, Presiden Jokowi tentu memahami keberadaan NasDem di pemerintahan. Namun apabila Jokowi tak lagi menanggap peran NasDem, Paloh dengan tegas akan menghormati.

"Tapi kalau misalnya dianggap, ah NasDem ini enggak ada gunanya lagi nih, saya suruh pinggir saja, artinya kita akan menghormati itu," tandasnya.[]

Presiden @jokowi harusnya berpacu dgn waktu menuntaskan agenda2 politiknya. Jika NasDem tidak ke luar dari kabinet, Jokowi yg harusnya segera keluarkan 3 menteri Nasdem. Jika tidak kasihan dan tidak adil thdp PAN & PPP yg smp skrg setia di koalisi. Bisa2 mereka segera ke luar.