Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Shanghai
Kasus: HAM
Tokoh Terkait
PR Xi Jinping Pimpin China di Periode Ketiga: Ekonomi, Taiwan hingga Penegakkan HAM
Tempo.co Jenis Media: Nasional
TEMPO.CO, Jakarta - Xi Jinping kembali dikukuhkan sebagai presiden untuk ketiga kalinya melalui Kongres Partai Komunis Cina yang selesai digelar pada hari Minggu, 23 Oktober 2022. Panjangnya masa jabatan Xi Jinping membuat dia disejajarkan dengan penguasa China paling kuat, Mao Zedong.
Baca: Kim Jong Un Kirim Ucapan Selamat ke Xi Jinping, Ingin Hubungan dengan China Lebih Indah
Usai didapuk menjadi presiden, Xi Jinping mengatakan dunia membutuhkan China untuk berkembang atau membangun. Dalam kesempatan itu, dia mengungkapkan bahwa China tidak bisa berkembang hanya dengan mengisolasi diri.
Ia mengklaim fundamental perekonomian China juga sangat kuat dan memiliki banyak potensi. Kekuatan ekonomi China tak akan berubah dan tetap positif dalam jangka panjang. "Kami akan membuka pintu lebih lebar lagi. Kemakmuran China akan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi dunia," katanya.
Untuk mengamankan periode ketiga kepemimpinannya, Xi Jinping memperkenalkan Komite Tetap Politbiro baru yang diisi dengan para loyalisnya. Ketua Partai Komunis Shanghai Li Qiang, 63 tahun, mengikuti Xi ke atas panggung di Aula Besar Rakyat ketika tim kepemimpinan baru diperkenalkan. Dia kemungkinan akan menggantikan Li Keqiang sebagai perdana menteri, ketika Li Keqiang pensiun pada Maret.
Anggota lain dari Komite Tetap, badan pemerintahan tertinggi China, adalah petahana Zhao Leji dan Wang Huning, serta pendatang baru Cai Qi, Ding Xuexiang dan Li Xi. Li Qiang juga baru di Komite Tetap yang beranggotakan tujuh orang. Ketujuh pria, tak ada satu pun wanita, dianggap memiliki kesetiaan dekat kepada Xi Jinping, 69, yang juga diangkat kembali sebagai ketua Komisi Militer Pusat.
Dalam periode ketiga kepemimpinannya, Xi Jinping dihadapi sederet masalah. Dirangkum berbagai sumber, berikut pekerjaan rumah yang dihadapi oleh Xi Jinping:
Ekonomi Melambat
Perekonomian China yang melambat kemungkinan akan mendominasi kekuasaan Xi Jinping selama lima tahun ke depan. Keputusannya menempatkan para loyalis di puncak Partai Komunis memicu kekhawatiran bahwa dia memprioritaskan ideologi dengan mengorbankan pertumbuhan.
Setelah beberapa dekade ekonomi tumbuh tinggi, para analis memperkirakan China akan berjuang mencapai target pertumbuhan 5,5 persen pada 2022.
Hari-hari China dikendalikan oleh kaum reformis liberal telah berakhir. Dalam beberapa dekade terakkhir, sektor swasta China tumbuh pesat dengan kredit yang mudah dan keuntungan yang besar. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping dalam lima tahun mendatang, Beijing kemungkinan akan kembali ke manajemen ekonomi lawas dengan fokus baru menopang industri berat dan keras terhadap industri yang sarat teknologi.
China akan bersaing ketat dengan Amerika Serikat yang berjanji memprioritaskan keunggulan kompetitif. Kedua negara adidaya itu bersaing untuk mendominasi teknologi, namun Beijing akan berada di bawah tekanan besar karena melambatnya pertumbuhan ekonimi di dalam negeri.
Sentimen: positif (99.4%)