Sentimen
Positif (99%)
28 Okt 2022 : 01.45
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Nike

Event: Piala Dunia 2022

Kab/Kota: Palu

Sejarah Trofi Piala Dunia

28 Okt 2022 : 01.45 Views 2

RRi.co.id RRi.co.id Jenis Media: Nasional

Sejarah Trofi Piala Dunia

KBRN, Jakarta: Sejarah trofi Piala Dunia menarik diulas jelang Piala Dunia 2022 di Qatar bulan depan. Piala dunia merupakan edisi puncak kejuaraan sepak bola antarnegara yang diadakan dalam kurun waktu 4 tahun sekali.

Piala Dunia pertama kali dilangsungkan pada 1930 di Uruguay. Edisi pertama ini diikuti 13 negara dan menghasilkan Uruguay sebagai juara.

Sejak edisi pertama hingga terakhir yang dilangsungkan di Rusia pada 2018, Brasil masih menjadi negara pemegang trofi terbanyak. Mereka berhasil memenangkan Piala Dunia sebanyak 5 kali.

Melansir dari laman resmi FIFA, Kamis (27/10/2022) sudah ada dua trofi yang diperebutkan sepanjang sejarah Piala Dunia. Pertama, Trofi Jules Rimet dari 1930 hingga 1970, dan Trofi Piala Dunia FIFA dari 1974 sampai sekarang.

Awalnya, trofi itu dinamai Victory, namun diubah untuk menghormati Presiden FIFA Jules Rimet. Trofi terbuat dari sterling silver dilapisi emas beralaskan lapis lazuli, dengan menggambarkan Nike, dewi Yunani yang melambangkan kemenangan.

Timnas Brasil berhak menyimpan trofi tersebut pada 1970 karena berhasil menjuarainya tiga kali. Untuk itu, FIFA membuat penggantinya dan diperkenalkan pada Piala Dunia 1974 bernama "Trofi Piala Dunia FIFA". 

Untuk membuat desain Trofi Piala Dunia baru, lima puluh tiga kiriman diterima FIFA dari pematung di tujuh negara. Namun, pilihan jatuh kepada seniman Italia Silvio Gazzaniga.

Trofi ini terbuat dari emas 18 karat dengan dasar perunggu, setinggi 36,8 cm dan berat 6,1 kg. Trofi ini menggambarkan 2 sosok manusia yang bersama memegang Bumi.

Trofi ini didesain oleh Silvio Gazzaniga. Dibuat di perusahaan Stabilimento Artistico Bertoni di Italia.

Langkah pertama dalam pembuatan trofi piala dunia, bahan dasar untuk membuat trofi dituang dari logam panas. Kemudian, dipahat dengan gerinda listrik untuk membuang kelebihan logam. 

Setelah itu, proses dilanjut dengan memahat manual menggunakan palu dan alat pahat untuk melengkapi detail. Trofi kemudian dihaluskan dengan cara diamplas.

Sentimen: positif (99.9%)