Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bekasi
Tokoh Terkait
Viral Bocah Laki-laki Dipasung di Bekasi, Polisi Periksa Orang Tua
CNNindonesia.com Jenis Media: Nasional
Jakarta, CNN Indonesia --
Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan anak laki-laki di Bekasi berada dalam kondisi kurus dan kaki terikat dengan rantai. Diduga hal itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri.
Polres Bekasi mengatakan polisi segera menangkap dan memeriksa kedua orang tua R, yakni PS dan AR, setelah menerima laporan dari warga.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki mengatakan peristiwa itu pertama kali dilaporkan pada Selasa (19/7) lalu setelah warga melihat korban dengan kondisi kaki terikat.
"Info masyarakat sudah ditindaklanjuti oleh lurah, babinsa, babinkamtibmas, serta RT/RW setempat dengan menjumpai orang tuanya," kata Hengki kepada wartawan, Jumat (22/7).
Hengki menyebut bahwa pihak terkait mulai dari orang tua, RT, hingga Lurah telah sepakat untuk membawa R ke panti asuhan. Namun, R akan lebih dulu menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisinya.
Disampaikan Hengki, saat ini pihaknya masih mendalami motif dari orang tua terkait pemasangan rantai di kaki anak laki-laki tersebut.
Orang tua korban, yakni PS yang merupakan ayah kandung dan AR selaku ibu tirinya tengah diperiksa oleh penyidik Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota. PS diketahui sehari-hari bekerja sebagai sopir, sementara ibu tirinya guru untuk anak-anak autis.
"Ada barang bukti yang diamankan seperti rantai dan sebagainya, untuk mengetahui motif dan sebagainya akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu," ucap Hengki.
Ditengok Kak Seto
Kasus ini turut menyita perhatian Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menyebut anak dipasung di Bekasi tidak memiliki keterbelakangan mental.
Hal tersebut dia sampaikan usai menjenguk R di RSUD dr Chasbullah Abdul Majid (CAM) Kota Bekasi. Kedatangannya juga didampingi Kapolres Metro Bekasi Kota Hengki.
"Jadi manakala kami melihat reaksi pertama saya lihat kalau ini dibilang keterbelakangan mental, memang agak sulit untuk diterima," ujar Kak Seto.
Kak Seto mengaku terkejut saat melihat kondisi R. Ia menilai R merupakan anak yang cerdas, memiliki daya ingat yang baik, dan komunikatif.
Ia menduga tekanan-tekanan yang dialami R yang mempengaruhi perkembangan psikologisnya. Hal tersebut akan ditelaah lebih dalam oleh dokter spesialis yang bersangkutan dari RSUD.
"Jadi pada dasarnya anak yang normal, cerdas tetapi mungkin karena tekanan-tekanan yang sangat dahsyat, sehingga berpengaruh pada perkembangan psikologisnya. Tetapi mungkin nanti akan diperdalam lagi, akan ada pemeriksaan psikiatris ya. Dan juga kami akan terus memantau keadaan ini," terang dia.
Dalam kunjungannya, R tampak santai berinteraksi dengan Kak Seto. Kak Seto juga terlihat mencium tangan R saat dirinya baru menemui bocah itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi Ahmad Yani mengatakan R nantinya akan dibawa ke lembaga sosial Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Kota Bekasi.
"Rencana kalau dia sudah fit, sudah bisa normal seperti semula, mungkin nanti kita lapor ke Kapolres. Nanti kalau sudah rencananya insya Allah akan dibawa ke Pangudi Luhur dan adanya di Kota Bekasi," ujar Ahmad.
Ahmad mengatakan rencana membawa anak itu ke Pangudi Luhur sebagai bentuk kepedulian Pemkot Bekasi agar korban bisa kembali sehat seperti semula.
"Kami sebagai Pemkot Bekasi peduli terhadap hal seperti ini, sehingga anak itu bisa kembali sehat seperti semula," kata dia.
Terkait psikologis R, Ahmad juga menjelaskan pihaknya berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk melakukan pendampingan.
Dia mengatakan orang tua R telah menyetujui rencana tersebut. Dia berharap anak itu menjadi normal.
"Tentu dia [orang tua] setuju karena ini bukan diculik bukan diambil, tapi diberikan jalan supaya anak ini normal sehingga orang tua menyetujui diambil," ucap dia.
(dmi/rds)
[-]
Sentimen: positif (100%)