Konsumsi Obat Sirup EG dan DEG Boleh Sepanjang Ambang Batas Aman
Bisnis.com Jenis Media: Nasional
Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa konsumsi obat sirup mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) diperbolehkan sepanjang dalam dosis ambang batas aman.
Konsumsi obat sirup itu sudah dibicarakan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Obat sirup tersebut yang dibutuhkan untuk menyembuhan penyakit kritis seperti epilepsi.
“Ini kalau dilarang anaknya bisa meninggal karena penyakit yang lain. Jadi untuk obat sirup untuk menangani penyakit kritis kita perbolehkan, tetapi harus dengan resep dokter,” tutur Budi dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/10/2022).
Selanjutnya, dia menyampaikan sebanyak 36 vial obat Fomepizole untuk mengobati gagal ginjal akut akan tiba di Indonesia yang didatangkan dari Singapura dan Australia.
“Terdapat obat bernama Fomepizol yang telah diterima oleh pemerintah 20 vial dari Singapura. Kami juga menunggu dari Australia mungkin akan masuk 16 lagi, entah malam ini atau besok pagi. Kami sedang proses beli juga dari Amerika Serikat (AS). Mereka ada stok tetapi tidak banyak. Juga dari Jepang ada sekitar 2.000 vial. Ini kesiapan yang kami lakukan,” jelasnya.
Budi menjelaskan, dari obat yang sudah datang, 10 vial sudah diberikan kepada pasien dengan hasil 7 di antaranya membaik.
Alhasil, pemerintah memastikan akan mempercepat kedatangan obat tersebut ke Indonesia sehingga 245 pasien ginjal akut dapat ditangani dengan baik.
Selain itu, sejak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberhentikan penggunaan obat sirup dengan cemaran EG dan DEG terjadi penurunan drastis pasien gagal ginjal akut yang masuk ke rumah sakit (RS).
“Kalau tadinya RSCM itu penuh, satu ICU bisa diisi 2 atau 3 anak, sekarang penambahan barunya turun drastis,” kata Budi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah pada Senin (24/10/2022) terdapat 245 anak yang sebelumnya 241 orang.
Kasus gangguan ginjal akut atipikal yang telah mencapai 245 kasus tersebar di 26 provinsi dengan angka kematian di atas 57 persen. Pada Senin (24/10/2022) terdapat 141 orang meninggal, sebelumnya dilaporkan 133 orang.
Berdasarkan data Kemenkes, kasus konfirmasi gagal ginjal akut yang terbanyak berasal dari DKI Jakarta yang mencatat 55 kasus, kemudian Jawa Barat di 34 kasus, Aceh di 28 kasus, Jawa Timur dengan 27 kasus, dan Sumatra Barat 17 kasus. Budi melanjutkan bahwa jumlah kasus tersebut suda mulai naik sejak Agustus 2022.
Selanjutnya, pasien yang masih dirawat intensif di rumah sakit (RS) sebanyak 66 orang dengan jumlah konfirmasi sembuh baru 38 orang dengan kesembuhan tertinggi berasal dari Jawa Timur yaitu 9 orang, disusul DKI Jakarta 6 orang sembuh.
Sementara itu, untuk konfirmasi meninggal DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan total kasus konfirmasi yaitu 27 orang meninggal, kemudian Aceh 21 orang meninggal, Jawa Barat 18 orang, dan Jawa Timur 13 orang.
Kemudian, apabila melihat dari jumlah kasus berdasarkan kelompok umur sebanyak 161 menyerang anak di umur 1—5 tahun, disusul anak usia 6—10 tahun yang tercatat 35 kasus, dan di bawah 1 tahun yaitu 25 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak Video Pilihan di Bawah Ini :
Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Masuk / Daftar
Sentimen: negatif (94.1%)