Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

Elshinta.com - Forum Strategi Arah Bangsa (Fostrab) menggelar talk show Generasi Muda Bicara Arah Bangsa edisi Sumpah Pemuda di Digra Coffe & Eatery, Jalan Lebak Bulus II, No 21 Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (28/10). Acara tersebut bertema 'Milenial Menyambut Pemilu 2024'.

Pelaksana Kegiatan Ridlo Ameer mengatakan Pemilu 2024 harus disambut dan dilaksanakan dengan gembira tanpa kebencian terhadap sesama manusia. Pasal pemilu sebelumnya sangat berdampak kehidupan masyarakat di bawah, termasuk pemuda. 

Pemuda bisa menjadi apatis terhadap politik dan kebijakan pemerintah ke depan jika pemilu mendatang masih menggunakan politik identitas dan SARA yang menyebabkan polarisasi lagi. 

"Misalnya tidak memilih calon si A, pendukung calon si B tidak mau menyalatkan jenazah dan tidak mau bertegur sapa. Ini menjadi tidak mengasyikan bagi kaum milenial yang diajarkan kebencian. Pemilu tuh harus happy dan enjoy," ucap Ridlo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). 

Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70 persennya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30 persen merupakan penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Menurutnya bonus demografi menuju Indonesia Emas tahun 2045 harus disambut dengan melakukan langkah-langkah yang strategis. Karena tantangan ke depan tidak hanya dalam negeri namun persoalan global yang bisa berdampak kepada masyarakat Indonesia. 

"Indonesia Emas 2045 bisa membuat negara ini menjadi maju jika republik ini dikelola dengan baik dan gotong royong. Usia produktif akan bertambah banyak tapi kalau tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi percuma. Peran pemuda sangat penting dalam kemajuan bangsa karena mereka suatu saat yang akan memimpin bangsa ini," ucap dia. 

Ridlo juga menjelaskan alasan Fostrab mengambil tema Milenial Menyambut Pemilu 2024 karena ingin pesta demokrasi diselenggarakan dengan riang gembira. 

"Setoplah politik identitas, politik uang, politik kebencian dan politik SARA. Anak muda-mudi ini ingin tertawa dan bahagia, jangan sampai pemuda-pemudi ini putus cinta karena terpengaruh politik yang kotor. Suami istri cerai gara-gara perbedaan pilihan jadi aneh sekali," katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Supriyarto Rudatin, Kamis (27/10). 

Acara yang diselenggarakan oleh Fostrab ini juga didukung oleh Digra Coffe & Eatery dan produk UMKM Maknorukun. Di akhir acara juga dihibur oleh band anak muda Sadulur Sadayana.