Sentimen
Positif (99%)
27 Okt 2022 : 01.00
Tokoh Terkait

Ancaman Resesi di Mana-mana, Ini Update Kondisi RI Dari BI

27 Okt 2022 : 08.00 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Ancaman Resesi di Mana-mana, Ini Update Kondisi RI Dari BI

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menjelaskan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada semester I-2022 terjaga.

Hal tersebut disampaikan Perry dalam Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) bertajuk 'Sinergi dan Inovasi Kebijakan untuk Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional'.

"Stabilitas sistem keuangan Indonesia terjaga di tengah perlambatan ekonomi global, tingginya inflasi global, dan agresifnya pengetatan moneter negara maju," jelas Perry.

-

-

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 yang tumbuh 5,44% (year on year/yoy), kata Perry, mendukung stabilitas sistem keuangan dan memperkuat intermediasi perbankan.

Pertumbuhan kredit perbankan pada semester I-2022 tercatat mencapai 10,66%. Menurut Perry hal tersebut dapat tercapai berkat dari respons akomodatif BI bersinergi erat dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Pemulihan usaha, pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga menunjukan peningkatan permintaan pembiayaan. Perbankan dalam menyalurkan kredit juga semakin longgar," jelas Perry.

Adapun ketahanan sektor keuangan juga terjaga, ditopang permodalan yang kuat dan likuiditas yang longgar. Permodalan perbankan yang tinggi, mencapai 24,66%.

Likuiditas perbankan sangat longgar, tercermin dari rasio Alat Liquid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tercatat 29,99%.

"Sehingga perbankan memiliki ketahanan dan bantalan yang kuat untuk menyerap potensi penurunan kualitas kredit," ucap Perry.

Di bidang moneter, kenaikan BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) menjadi 4,75% pada Oktober 2022, kata Perry sebagai langkah front loaded, preemptive, dan forward looking untuk menurunkan inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3% plus minus 1%.

"Atau maksimum 4% pada Kuartal III-2023. Kebijakan ini diperkuat koordinasi kami dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta Gerakan Nasional Pengendali Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," kata Perry lagi.


[-]

-

Gubernur BI: Beberapa Negara Resesi, Dunia Menuju Stagflasi
(wed/wed)

Sentimen: positif (99.6%)