Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: ReForminer Institute
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Penyumbang Pendapatan Negara, Bisakah Lepas dari Batu Bara?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri batu bara masih tercatat sebagai salah satu sumber daya terpenting bagi Indonesia. Pasalnya, komoditas emas hitam ini memiliki kontribusinya yang sangat besar bagi pendapatan negara setiap tahunnya, termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Realisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) hingga kini tercatat telah mencapai menyentuh Rp 127,90 triliun atau 301,88% dari rencana target penerimaan tahun 2022 ini yang sebesar Rp 42,37 triliun. Hal tersebut berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Rencana penerimaan negara 2022 Rp 42,37 triliun. Realisasi Rp 127,90 triliun atau 279,32%," tulis MODI Kementerian ESDM, dikutip Senin (17/10/2022).
Dari penerimaan negara sektor pertambangan mineral dan batu bara tersebut, mayoritas atau sekitar 70%-80% berasal dari pertambangan batu bara dan selebihnya mineral, seperti nikel, tembaga, emas, timah, dan lainnya.
Tak hanya kontribusi yang besar bagi PNBP. Permintaan batu bara setiap tahun masih tercatat sangat tinggi. Terlebih selama krisis energi yang terjadi belakangan ini, akibat perang Rusia-Ukraina.
Belum lama ini, ekspor batu bara dari Indonesia ke Eropa mencapai jumlah yang fantastis dan menjadi terbesar pertama dalam sejarah.
Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mencatat, ekspor batu bara Indonesia ke Eropa mencapai hingga 3,5 juta ton sampai 4 juta ton sampai pada Oktober 2022 ini.
Seperti yang diketahui, Eropa memang sedang membutuhkan bahan baku batu bara untuk kebutuhan energi kelistrikan negaranya di tengah krisis energi yang sedang melanda negara-negara Uni Eropa tersebut.
Batu bara asal Indonesia menjadi substitusi impor Eropa tatkala negara-negara tersebut mengenakan sanksi ekonomi berupa penyetopan batu bara dari Rusia yang menjadi andalan mereka.
Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia menyebutkan, mengacu data unofficial, sampai pada Oktober 2022 ini sudah ada hampir 4 juta ton batu bara untuk dikirimkan ke beberapa negara di Eropa.
"Tentu saja jumlah tersebut ada peningkatan yang signifikan (dibandingkan volume ekspor tahun-tahun sebelumnya). Ini memang belum angka resmi, kalau memang jumlahnya segitu (4 juta ton) ini yang terbesar (sepanjang sejarah)," terang Hendra.
Oleh karena itu, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif menegaskan bahwa dia sumber daya alam harus dijaga dan dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Menurut dia, pengelolaan sumber daya alam dapat dilaksanakan secara optimal untuk mendongkrak perekonomian negara. Terutama tanpa mengorbankan aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Masih berdasarkan data MODI, produksi batu bara per Oktober 2022 mencapai 525,82 juta ton atau 79,31% dari rencana produksi 663 juta ton. Sementara untuk penjualannya, per Oktober 2022 tercatat mencapai 362,83 juta ton.
Hal yang sama diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, yang menegaskan ketergantungan dunia terhadap batu bara masih cukup tinggi. Ditambah masa pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, sehingga membutuhkan pasokan energi yang besar dengan harga terjangkau.
"Harga murah dan itu ada pada batu bara. Saya kira menghilangkan peran batubara untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan masih akan sulit," pungkas dia.
[-]
-
Punya 'Harta Karun' Emas Hitam Ini, Dunia Dibikin Iri Sama RI(rah/rah)
Sentimen: positif (100%)