Sentimen
Positif (97%)
25 Okt 2022 : 21.25
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Kasus: covid-19

Partai Terkait

Legislator PAN Desak Kemenkes Segera Cari Obat Gagal Ginjal Akut

26 Okt 2022 : 04.25 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Legislator PAN Desak Kemenkes Segera Cari Obat Gagal Ginjal Akut

AKURAT.CO, Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Saleh Daulay mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk segera mencari obat gagal ginjal dan segera memberikannya kepada pasien terpapar.

"Tidak boleh berlama-lama karena dikhawatirkan korban akan semakin banyak," ujar Saleh dalam keterangan tertulis yang diterima Akuratco di Jakarta, Senin (24/10/2022).

Tak hanya Kemenkes, Saleh juga meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk segera mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap kandungan obat yang terdapat di dalam sirup yang diduga sebagai penyebab gagal ginjal akut.

baca juga:

"Kalau sudah kejadian seperti ini baru sibuk dan terkesan kalang kabut," ucapnya.

Diketahui, Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri telah melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut. 

Dari hasil pemeriksaan, Kemenkes memastikan tidak ada bukti hubungan kejadian gangguan ginjal akut dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19 karena gangguan gagal ginjal akut pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun. 

Dugaan terbesar penyebab gangguan ginjal akut tersebut karena pasien mengkonsumsi obat-obatan sirup yang tercemar senyawa kimia seperti etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE, melebihi ambang batas aman yang diperbolehkan.

Kendati demikian, Saleh yang juga Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI berharap Kemenkes dan BPOM tidak memusnahkan obat secara terburu-buru. Perlu ada kejelasan dan klarifikasi terkait statusnya. 

"Ini diperlukan agar produsen obat-obatan itu tidak dirugikan. Karena isu yang berkembang saat ini belum tentu menguntungkan mereka," jelasnya.[]

Sentimen: positif (97%)