Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BNI, PT Pertamina
Kasus: covid-19
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Ancaman Gagal Ginjal Akut Menghantui Masyarakat, Mulyanto PKS Desak BRIN Bertindak! Senin, 24/10/2022, 15:47 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
Masyarakat dihebohkan dengan kejadian gagal ginjal akut yang menyerang ratusan anak Indonesia. Dikabarkan hal ini diakibatkan oleh salah satu kandungan di beberapa obat sirup yang tersebar di masyarakat namun kabar simpangsiur juga masih terus bermunculan.
Mengenai hal ini, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mendesak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) segera meneliti penyebab penyakit gagal ginjal akut yang telah menelan ratusan korban anak.
Mulyanto menilai kejadian “misterius” ini tidak boleh disikapi secara sporadis dan biasa-biasa saja. BRIN yang memiliki kapasitas untuk melaksanakan riset kesehatan harus segera mengambil inisiatif strategis tersebut.Ia mengingatkan agar tindakan riset jangan dibiarkan berlarut-larut. Apalagi kalau yang muncul hanyalah inisiatif impor obat dengan biaya APBN.
“Kita jangan mengulangi kesalahan sebelumnya dalam menangani Covid-19, yang ditengarai sebagai ajang bisnis PCR dan bisnis vaksin," kata Mulyanto dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Senin (24/10/22).
Baca Juga: Pertamina Jual Rugi Pertamax, Mulyanto PKS: Sama Saja Aksi Bunuh Diri Perusahaan!
Mulyantio minta Pemerintah untuk tidak menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan bisnis obat atau bisnis kesehatan.
Hal ini ditekankan Mulyanto karena menurutnya kondisi APBN saat ini terbatas sehingga perlu langkah yang tepat berbasis riset kesehatan sehingga tidak membuang-buang anggaran yang mana dikhawatirkan justru tidak tepat sasaran.
"BRIN harus didorong optimal untuk meneliti soal ini secara akurat. Menjawab penyebab dan usulan solusinya. Ini kasus luar biasa, yang perlu didekati secara luar biasa dengan keseriusan," tandasnya.
Untuk diketahui Pemerintah Indonesia telah mendatangkan obat penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal (Cedera Ginjal Akut/AKI). Obat itu didatangkan dari Singapura dan tiba Minggu, (23/10/22).
Baca Juga: Isu Ijazah Palsu Masih Terus Menggema Meski Jokowi Sudah Pamer Teman Kuliah, Refly Harun: Bukti Mahkotanya Tak Kunjung Ditunjukkan!
Obat yang dimaksud bernama Fomepizole (injeksi) tersebut belum ada di Indonesia, dan hanya ada dari produsen di Singapura. Pemerintah sendiri telah memesan sebanyak 200 vial obat tersebut dengan harga satuan mencapai Rp 16 juta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa untuk pengiriman tanggal tersebut, sebanyak 26 vial obat Fomepizole akan dibawa dari Singapura ke RI.
Baca Juga: Ini Startegi BNI Untuk Hadapi Inflasi dan Dorong Pertumbuhan Kredit
Sentimen: negatif (99.9%)