Sentimen
Positif (99%)
24 Okt 2022 : 17.10
Informasi Tambahan

BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, IndiHome

Kab/Kota: Solo

Kasus: kecelakaan

Kisah Difabel Asal Solo Juarai Lomba Nasional hingga Bekerja di BUMN

25 Okt 2022 : 00.10 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Kisah Difabel Asal Solo Juarai Lomba Nasional hingga Bekerja di BUMN
Jakarta -

Hidup di tengah keterbatasan fisik memang bukan perkara mudah untuk dijalankan. Bukan hanya kesulitan untuk beraktivitas, mereka yang menyandang status difabel kerap mengalami diskriminasi.

Meskipun begitu seorang difabel asal Solo Jawa Tengah Galuh Puteri Pangesti tidak mau pasrah begitu saja terhadap keadaan. Ia lebih memilih untuk bangkit dan kembali menjalani kehidupan meskipun kaki kanannya sudah tidak ada.

Galuh bercerita, sebelum insiden kecelakaan truk terjadi, ia merupakan gadis kecil yang hidup normal dengan kondisi tubuh sempurna. Bahkan ketika itu, ia tergolong anak yang cukup pintar dibuktikan dengan sejumlah kejuaraan yang berhasil dimenangkan olehnya.

-

-

"Dari SD tuh udah seneng ikut lomba, baik olahraga, seni, maupun akademik. Tapi, pas SD masih random semuanya aku ikut semua gitu. Dulu banyak banget koleksi piagam soalnya yang bisa disimpan ya piagam, untuk medali dan piala disimpan oleh pihak sekolah," kata Galuh dalam keterangan tertulis, Senin (24/10/2022).

Saat berada di bangku SMP, Galuh harus menerima kenyataan pahit berupa insiden kecelakaan motor. Kecelakaan tersebut membuat dirinya harus kehilangan kaki kanannya. Sebab kaki kanannya terlindas truk saat insiden kecelakaan tersebut terjadi.

Ketika insiden tersebut terjadi, ia sempat pasrah dengan keadaan. Bahkan ingin mengubur semua mimpi-mimpinya.

Namun berkat dukungan banyak pihak, Galuh memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan. Ia memilih untuk mencoba menjalankan aktivitas sehari-hari secara normal.

"Aku cari-cari olahraga apa ya kira-kira, yang cukup ramah buat aku yang masih newbie jadi penyandang disabilitas dan ketemulah renang. Dari situ aku belajar dari 0 banget, karena jujur dari kecil nggak pernah bisa renang," kata Galuh.

Lambat laun, konsistensi Galuh untuk bangkit di tengah keterpurukan ternyata berbuah manis. Keahlian berenang yang dimiliki membuat dirinya bergabung salah satu klub di daerah Solo. Dari situ, ia mengikuti lomba dan menorehkan sejumlah prestasi. Adapun prestasi yang pernah diraih yakni medali perunggu kejuaraan renang yang diselenggarakan NPC (National Paralympic Committee) Indonesia tahun 2017 dan 2 medali perak di Pekan Paralympic Provinsi Jateng 2019.

Sikap pantang menyerah Galuh tidak hanya ditunjukkan dalam dunia olahraga saja. Galuh memberanikan diri untuk mencari pekerjaan layaknya orang pada umumnya yang bekerja di kantoran. CV yang dimilikinya pun satu demi satu dikirim ke sejumlah perusahaan, termasuk Telkom.

Tak disangka, lamarannya ke Telkom Jawa Tengah sebagai calon agent 147 berproses hingga proses wawancara. Namun, pada saat proses wawancara, ia menyatakan memiliki keahlian tambahan di bidang kreatif seperti adobe family, desain, hingga editing video. Akhirnya, galuh pun masuk ke dalam tim design. Hingga akhirnya, kini ia diberikan mandat penuh untuk mengomandoi Divisi Kreatif Telkom Regional Jawa Tengah semenjak 2018.

"Aku kadang masih suka tanya sama diri sendiri, beneran ga sih aku dipercaya oleh IndiHome untuk kerja di sini? Kok mereka percaya ya sama aku buat ngasih kerjaan ini? Karena jujur kepercayaan yang mereka kasih buat aku itu salah satu hal yang bikin aku ingin kasih kualitas pekerjaan yang bagus terus," jelasnya.

Ia mengatakan statusnya sebagai difabel tidak membuat rekan kerjanya memandang sebelah mata atau diskriminasi. Rekan kerjanya justru turut memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Galuh.

Tidak ada diskriminasi yang Galuh rasakan sejak bergabung di Telkom Regional Jawa Tengah sejak Desember tahun 2017 lalu. Apresiasi selalu diterimanya jika melaksanakan tugas dengan baik. Begitu juga sebaliknya, teguran dan hukuman juga harus diterimanya secara proporsional jika melakukan kesalahan.

TelkomGroup selalu berupaya menghadirkan lingkungan kerja yang saling care, collaborate, dan contribute. Perhatian lebih yang ditujukan untuk talent internal tersebut diyakini bisa memupuk rasa empati para talent kepada konsumen.

"Bersyukur banget selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, yang selalu kasih aku ruang dan kesempatan buat nyoba banyak hal-hal baru dan selalu percaya kalo aku bisa ngelakuin semuanya, even dengan keterbatasan yang aku punya," tutup Galuh.

(akn/ega)

Sentimen: positif (99.8%)