Sentimen
Positif (96%)
24 Okt 2022 : 12.31
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Lombok

Kasus: covid-19

Waspada, Covid-19 Varian XBB Masuk Indonesia! Ini 5 Fakta Terkait Termasuk Gejalanya

24 Okt 2022 : 19.31 Views 2

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Waspada, Covid-19 Varian XBB Masuk Indonesia! Ini 5 Fakta Terkait Termasuk Gejalanya
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat tetap waspada terhadap penularan covid-19 dan menerapkan protokol kesehatan. Ini lantaran terdeteksinya subvarian Omicron XBB di Indonesia.
 
Varian XBB menyebabkan lonjakan kasus covid-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
 
"Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2" ujar juru bicara covid-19 Kementerian Kesehatan dr M Syahril dalam keterangan resmi, Sabtu, 22 Oktober 2022.
 
Berikut lima hal yang perlu diketahui dari subvarian XBB: 1. Apa itu covid-19 XBB?
XBB atau BA.2.10 adalah evolusi dari strain sub-varian BA.2 omicron. Varian ini pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022 di India.

-?

- - - -
Dikutip dari laman Klikdokter, XBB sendiri bukanlah nama resmi yang ditetapkan oleh WHO. XBB adalah nama yang disematkan oleh para peneliti, sebelum virus ini menyebar ke seluruh dunia. 2. Ditemukan di 24 negara, termasuk Indonesia Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Selain Indonesia dan Singapura, negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina melaporkan temuan varian XBB. 3. Kasus pertama di Indonesia Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
 
    4. Menyebar dengan cepat Varian XBB menular lebih cepat. Tetapi, untuk fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron. 5. Gejala varian XBB Gejala varian XBB ini serupa dengan varian serupa, antara lain, batuk, pilek, dan demam.
 
“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober” jelas dr. Syahril.
 

(RUL)

Sentimen: positif (96.6%)