Sentimen
Positif (97%)
24 Okt 2022 : 07.39
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Panteisme

24 Okt 2022 : 14.39 Views 3

RM.id RM.id Jenis Media: Nasional

Panteisme

Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Jika di Indonesia sering kita mendengarkan faham Wahdatul Wujud (ketunggalan wujud), maka sesungguhnya sejak zaman Yunani kuno sudah juga dikenal faham Panteisme. Panteisme (Yunani: Pan=banyak, theos=Tuhan) adalah sebuah faham yang mempercayai banyak Tuhan, bahkan semuanya, segala sesuatu dipandang sebagi Tuhan.

Faham Panteisme menolak faham dualitas Tuhan dan Hamba, Khaliq dan makhluk, dan sebagainya. Panteisme memperkenalkan faham yang secara logika lebih simpel dan mudah difahami ketimbang menggambarkan Tuhan sebagai transenden atau inmanen dari diri manusia. Segala sesuatu, seperti alam raya dengan segala isinya, tidak perlu dibedakan dengan Tuhan. Semuanya adalah Tuhan.

Berita Terkait : Politeisme

Bedanya dengan konsep Wahdatul Wujud, terutama yang dikembangkan oleh Ibn ‘Arabi, tidak menganggap alam semesta ini sebagai Tuhan, tetapi hanya tajalli (manifestation) Tuhan. Dengan demikian tidak terjadi keabadian ganda dalam Islam.

Sebagai konsekuensi menganggap semuanya adalah Tuhan, maka hukum-hukum alam (natural sciences) harus juga dianggap suci sebagaimana hukum-hukum agama yang dikatakan diturunkan melalui wahyu dengan perantaraan nabi dan malaikat. Soal teknis pengakuan dan sistem beribadah jika kita menganggap segalanya Tuhan, bagi pengikut Panteisme, mudah diselesaikan.

Berita Terkait : Agnostisisme

Secara teologis, kelompok ini juga telah memberikan uraian yang cukup rasional, meskipun di sana-sini terdapat kontroversi, tetapi bagi mereka apa arti sebuah kontroversi? Kontroversi adalah manusiawi dan sepanjang hidup manusia tidak akan pernah berhenti kontroversi. Kontroversi adalah buah kreasi rasional dan setiap rasio pasti akan subyektif pada dirinya sendiri.

Panteisme menggambarkan Tuhan sebagai sesuatu yang wujud. Apapun yang berwujud, maka itu tidak bisa dipisahkan dengan Tuhan. Apa saja yang berwujud, maka asal-usulnya pasti dari Tuhan dan dengan sendirinya menjadi Tuhan. Meskipun nanti segala sesuatu itu memiliki tingkatan dan kapasitas yang berbeda-beda. Hal ini mengingatkan kita dengan faham tajalli dalam Islam atau manivestasi menurut sejumlah agama besar lainnya.
 Selanjutnya 

Sentimen: positif (97.7%)