Sentimen
Negatif (96%)
23 Okt 2022 : 14.10

Ekonomi RI Cerah di Tengah Dunia yang Muram

23 Okt 2022 : 21.10 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Ekonomi RI Cerah di Tengah Dunia yang Muram

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, bacaan ekonomi global dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank begitu gloomy atau mendung. Namun tidak dengan Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam seminar nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).

"Kalau IMF, World Bank menggunakan kata-kata dark atau menjadi kelam atau muram untuk 2023. Namun Indonesia dianggap sebagai the bright spot dalam situasi kondisi dunia yang semakin memburuk," jelas Sri Mulyani.

Dalam bahan paparan yang disampaikan, terdapat setidaknya lima alasan Indonesia menjadi salah satu the bright spot. Pertama, karena pertumbuhan ekonomi sehat di atas 5%, level output ekonomi (PDB riil) di atas pra-pandemi.

Alasan kedua yang membuat ekonomi Indonesia cerah, karena permintaan domestik yang kuat, menjadi motor pertumbuhan dan pemulihan. Serta inflasi moderat di antara peers.

Diketahui, pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II-2022 mencapai 5,44% (year on year/yoy), sementara inflasi Indonesia per September 2022 sebesar 5,9% (yoy).

Ketiga, alasan Indonesia disebut sebagai negara dengan ekonomi cerah, karena sisi eksternal sehat, ditopang dari surplus transaksi berjalan dan neraca perdagangan.

-

-



Keempat, kebijakan fiskal yang prudent dan produktif, konsolidasi fiskal untuk kesinambungan fiskal dan kelima, reformasi sektor keuangan berlanjut seperti pendalaman pasar dan penguatan stabilitas.

"Ini adalah sebuah recognition dari hasil kerja keras kepemimpinan presiden (Joko Widodo), policy yang terjaga, formulasi dan kerjasama dengan DPR yang baik," jelas Sri Mulyani.

Kendati demikian, kata Sri Mulyani APBN 2023 harus tetap waspada, sehingga pemerintah akan disiplin untuk membelanjakan hal-hal prioritas nasional yang lebih genting.

Sementara dari penerimaan negara yang ditargetkan pada 2023 bisa mencapai Rp 2.463, kata Sri Mulyani akan menjadi tantangan bagi pihaknya.

"Pendapatan estimasi cukup hati-hati, karena pendapatan negara dari komoditas menghadapi ketidakpastian apabila harga komoditas mengalami volatilitas tinggi," jelas Sri Mulyani.

"Indonesia akan terus menjaga optimisme, namun pada saat yang sama waspada yang tinggi. [...] Harus tetap waspada, karena bright spot harus kita jaga bersama," kata Sri Mulyani lagi.


[-]

-

Resesi Ancam Dunia, Situasinya Bakal Semengerikan Ini Nanti!
(cap/mij)

Sentimen: negatif (96.2%)