Santri Masa Kini Dinilai Bisa Ambil Peran Sebagai Benteng Rakyat
23 Okt 2022 : 16.05
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) memandang hakikat peringatan Hari Santri adalah pewarisan semangat pembebasan. Sekaligus, pewarisan emansipasi kepada generasi muda santri Indonesia.
Sekjen SKI Raharja Waluya Jati mengatakan pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri merujuk peristiwa resolusi jihad pada 22 Oktober 1945. Ketika itu, ulama besar Kiai Haji Hasyim Asy'ari menggerakkan kekuatan santri, pemuda, dan masyarakat untuk melawan penjajah.
"Jika K.H Hasyim Asyari dulu menggelorakan jihad untuk melawan penjajah, maka santri di masa kini dapat mengambil peran sebagai benteng rakyat dalam menghadapi ketidakadilan sosial," ujar Jati melalui keterangan tertulis, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Menurut Jati, keterlibatan para santri dalam mengadvokasi berbagai kasus ketidakadilan merupakan indikasi bahwa pewarisan semangat pembebasan dan emansipasi dari peristiwa resolusi jihad 1945 itu berjalan dengan baik. Menurut dia, kalangan pesantren memiliki sumbangsih yang besar dalam pembentukan dan pembangunan bangsa Indonesia.
"Di luar kontribusi yang masif di bidang pendidikan, kaum santri melakukan berbagai prakarsa guna menjawab persoalan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi masyarakat," ujar dia.
SKI berharap agar kaum santri dapat penjadi penggalang solidaritas yang tangguh di tengah perekonomian yang merosot, serta munculnya ancaman krisis pangan dan resesi dunia. Kunci sukses sebuah bangsa dalam menghadapi ancaman krisis, kata Jati, adalah persatuan masyarakat yang kokoh.
"Narasi-narasi pembelahan yang dibawakan buzzer politik dapat menggerogoti sendi-sendi persatuan bangsa. Hal tersebut perlu direspons kaum santri dengan narasi-narasi yang menekankan kolaborasi untuk menghadapi krisis," ujar Jati.
Sekjen SKI Raharja Waluya Jati mengatakan pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri merujuk peristiwa resolusi jihad pada 22 Oktober 1945. Ketika itu, ulama besar Kiai Haji Hasyim Asy'ari menggerakkan kekuatan santri, pemuda, dan masyarakat untuk melawan penjajah.
"Jika K.H Hasyim Asyari dulu menggelorakan jihad untuk melawan penjajah, maka santri di masa kini dapat mengambil peran sebagai benteng rakyat dalam menghadapi ketidakadilan sosial," ujar Jati melalui keterangan tertulis, Sabtu, 22 Oktober 2022.
-?
- - - -Menurut Jati, keterlibatan para santri dalam mengadvokasi berbagai kasus ketidakadilan merupakan indikasi bahwa pewarisan semangat pembebasan dan emansipasi dari peristiwa resolusi jihad 1945 itu berjalan dengan baik. Menurut dia, kalangan pesantren memiliki sumbangsih yang besar dalam pembentukan dan pembangunan bangsa Indonesia.
"Di luar kontribusi yang masif di bidang pendidikan, kaum santri melakukan berbagai prakarsa guna menjawab persoalan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi masyarakat," ujar dia.
SKI berharap agar kaum santri dapat penjadi penggalang solidaritas yang tangguh di tengah perekonomian yang merosot, serta munculnya ancaman krisis pangan dan resesi dunia. Kunci sukses sebuah bangsa dalam menghadapi ancaman krisis, kata Jati, adalah persatuan masyarakat yang kokoh.
"Narasi-narasi pembelahan yang dibawakan buzzer politik dapat menggerogoti sendi-sendi persatuan bangsa. Hal tersebut perlu direspons kaum santri dengan narasi-narasi yang menekankan kolaborasi untuk menghadapi krisis," ujar Jati.
(AGA)
Sentimen: negatif (95.5%)