Sentimen
Positif (98%)
23 Okt 2022 : 03.52
Tokoh Terkait

Daftar Pasien IMF Tambah, Kok RI Bisa Selamat?

23 Okt 2022 : 10.52 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Daftar Pasien IMF Tambah, Kok RI Bisa Selamat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo kembali memberikan kabar tidak enak terkait dengan kondisi global yang saat ini gelap gulita.

Jokowi menceritakan bagaimana sejumlah lembaga internasional bahwa prospek perekonomian pada tahun ini akan sulit. Situasi ini bahkan diproyeksikan akan kembali berlanjut pada 2023 mendatang.

-

-


"Karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi, akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa," kata Jokowi dalam pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37.

Jokowi kemudian menceritakan kisah saat ia berbincang dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Pimpinan tertinggi lembaga donor itu menyebut pasien yang mengantre menjadi pasien IMF semakin bertambah.

"3 hari lalu saya telepon kepada Kristalina, Managing Director IMF. Ada 16 negara yang sudah menjadi pasien IMF. 28 negara sudah antre di depan pintu IMF. Bayangkan," kata Jokowi.

Jokowi mengaku bersyukur, karena di tengah situasi dunia yang kacau balau dan ancaman kegelapan pada tahun depan, performa ekonomi nasional masih cukup cemerlang.

Jokowi mengatakan, sampai saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di antara negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia atau G-20, maupun negara lainnya.

Adapun, IMF mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini sebesar 5,3%. Namun, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023.

Namun, pertumbuhan 5% tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju lainnya, seperti Amerika Serikat yang diperkirakan 1,6% pada 2022 dan turun menjadi 1% pada 2023.

Kemudian, China yang diyakini hanya akan tumbuh 3,2% pada 2022 dan 4,4% pada 2023.

Indonesia Mission Chief, Asia and Pacific Department, IMF Cheng Hoon Lim membenarkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi dibandingkan negara lain.

"Indonesia sangat beruntung mendapatkan keuntungan dari tingginya harga komoditas dan kuatnya permintaan eksternal," ujar Lim dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (13/10/2022).

Harga komoditas global memang tengah melemah, tetapi Lim melihat beberapa di antaranya, batu bara dan CPO, tetap berada dalam level yang tinggi.

"Tingginya harga komoditas mengalami moderasi dalam dua bulan terakhir, tetapi harga tersebut masih dalam level yang terangkat. Oleh karena itu, Indonesia akan terus menerima manfaat dari ekspor produk-produk tersebut." papar Lim.

Adapun, risiko downside termasuk moderasi harga batu bara dan CPO diperkirakan berasal dari dampak pelemahan di China dan perlambatan ekonomi dunia. Jika ini terjadi, penerimaan negara dan ekspor dapat terdampak.

Di saat bersamaan, dia melihat ekonomi Indonesia juga ditopang oleh konsumsi dan investasi. Kondisi ini bisa dicapai berkat kebijakan ekonomi pemerintah yang hati-hati dan berkelanjutan.

Namun demikian, dari sisi fiskal, dia mengingatkan adanya tiga tantangan untuk mengembalikan kebijakan ke kisaran 3% pada tahun depan.

Ketiga tantangan tersebut adalah perlambatan ekonomi di China, pengetatan moneter global dan turunnya harga komoditas.

Selanjutnya, Lim melihat inflasi di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Namun, bank sentral harus menjaga inflasi tetap rendah.

Artinya, kebijakan moneter harus diperketat. Bank Indonesia (BI), karena inflasi di dalam negeri rendah, memiliki waktu untuk menunda periode pengetatan hingga Agustus lalu saat BI menaikkan 25 basis points (bps) dan diikuti dengan 50 bps pada September.

Dalam hal ini, Lim melihat BI berada dalam jalur yang tepat. Setelah pekerjaan itu selesai, dia menegaskan bank sentral harus menjaga kredibilitas.

"Pekerjaan penting bank sentral menjaga stabilitas ekonomi." pungkas Lim.


[-]

-

Cek Daftar Negara yang Akan Ketiban Resesi di 2023, Ada RI?
(haa/haa)

Sentimen: positif (98.5%)