Sentimen
Positif (100%)
22 Okt 2022 : 21.10
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Mojokerto

Tokoh Terkait

Muktamar 48 Diharapkan Jadi Teladan dan Memajukan Peradaban

23 Okt 2022 : 04.10 Views 3

RM.id RM.id Jenis Media: Nasional

Muktamar 48 Diharapkan Jadi Teladan dan Memajukan Peradaban

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menghadiri acara Tabligh Akbar yang diadakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Mojokerto.

Ia meminta doa kepada seluruh warga persyarikatan untuk kesuksesan Muktamar ke-48 Muhammadiyah Aisyiyah di Surakarta, 18-20 November nanti.

"Muktamar ini diharapkan menjadi musyawarah percontohan, teladan dan baik bagi semuanya," ujarnya.

Haedar menuturkan, bahwa, musyawarah yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah-‘Aisyiyah untuk menggembirakan dan memajukan. Hal itu merujuk kepada Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.

Ia mengatakan, bahwa makna memajukan merupakan orientasi hidup kepada apa yang berada di depan, bukan ke belakang. Islam sebagai agama yang berkemajuan dasarnya adalah iqra atau membaca.

Berita Terkait : Ketua MPR Ajak 'Anak Kolong' Jaga Kesatuan dan Persatuan Bangsa

"Membaca di sini bukan dalam arti sempit, tapi bermakna luas. Mengutip Bung Karno, Islam adalah agama yang mengajarkan kemajuan dan nilai-nilai hidup maju yang bukan hanya bagi umat Islam tetapi bagi seluruh alam," kata Haedar.

Di acara Tabligh Akbar Semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang diadakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Mojokerto, Sabtu (22/10), Haedar mengatakan,  bahwa Muhammadiyah dan Islam hadir di dunia untuk menggembirakan dan memajukan tanpa terkecuali, yaitu kerahmatan Islam ini bagi seluruh alam.

Islam juga bukan hanya wahyu, perkataan dan ajaran-ajaran, tetapi Islam dipraktikkan oleh Nabi Muhammad menjadi Sunnah, sehingga mampu memajukan kehidupan masyarakat Islam di masa itu, dan memajukan peradaban Islam

Termasuk Peradaban Emas Islam yang berjalan berabad-abad silam, dasarnya telah diletakkan begitu lama oleh Nabi Muhammad.

“Tidak mungkin Islam itu menjadi agama dunia, ketika bangsa barat masih tertidur lelap kalau bukan karena pencerahan yang diberikan oleh Islam,” ucapnya.

Berita Terkait : Mudik Ke Thailand, Sato Tetap Latihan Mandiri

Di Indonesia, Islam menjadi agama minoritas dalam kacamata Haedar dikarenakan Islam memberikan harapan baru bagi masyarakat Indonesia waktu itu.

Harapan itu harus senantiasa dirawat dan dibuktikan. Sebab bukan tidak mungkin komunitas atau bangsa yang dengan agama mayoritas tertentu bisa berganti. Mayoritas menjadi minoritas di komunitas tersebut. Sedangkan tentang peluang dan potensi perkembangan Islam di Barat,

Haedar mengatakan, bahwa mengubah dan membangun sejarah baru itu bukan suatu yang tidak mungkin. Tingal bagaimana Umat Islam dalam mewujudkan itu. Semangat ini adalah bagian dari pemahaman Islam yang Berkemajuan. Haedar mengingatkan bahwa untuk usaha apapun yang sedang dilakukan, manusia atau organisasi tidak boleh berputus asa.

“Kehadiran baru format Islam di Eropa, Islamophobia juga akan tereliminasi. Meski tidak bisa dikatakan bersih sama sekali,” tuturnya.

Di masa depan ilmuwan memprediksi Islam akan tampil sebagai agama dengan pemeluk terbanyak di dunia. Meski tidak terpaut jauh dengan jumlah umat beragama lain, tapi ini adalah kesempatan bagi Umat Islam untuk memajukan dunia.

Berita Terkait : Ondoafi Sentani Dorong Mendagri Tetapkan Pejabat Gubernur Papua

Untuk itu Guru Besar Sosiologi ini mendorong supaya Umat Islam mengaktualisasikan Agama Islam yang damai bagi peradaban yang adil bagi masa depan.

“Kita yakin kemajuan akan menjadi milik kita tapi perlu berjuang, perlu jihad, perlu Tajdid sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammadiyah,” imbuhnya.

Haedar menegaskan, bahwa Islam yang Berkemajuan adalah Islam yang tidak anti dunia. Melainkan Islam yang tidak memisahkan antara kemajuan dunia dan ‘tabungan’ untuk perjalanan hidup di akhirat.

Oleh karena itu, warga Muhammadiyah tidak boleh anti terhadap dunia, sekaligus memiliki hidup yang berorientasi pada kehidupan di masa depan yaitu akhirat. ■

Sentimen: positif (100%)