Sentimen
Negatif (99%)
22 Okt 2022 : 12.05
Informasi Tambahan

Hewan: Ular

Kab/Kota: Cilacap, Tangki, Bantul

Kasus: kebakaran, kecelakaan

Kisah Joe, si Pengendali Api di Bumi Projotamansari

22 Okt 2022 : 19.05 Views 3

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

Kisah Joe, si Pengendali Api di Bumi Projotamansari

Harianjogja.com, BANTUL - Jika api sudah bicara, maka semua yang ada bisa lenyap tak bersisa. Ungkapan itu agaknya pantas menjadi pegangan pria bernama Yohanes Widyatmoko, seorang petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bantul.

Pria yang akrab disapa Joe ini adalah orang yang tepat untuk bercerita awal mula Damkar Bantul.

Betapa tidak, dia adalah salah satu dari 12 orang pertama yang menjadi personel Damkar Bantul, yang kala itu masih masuk dalam Kesbangpol Bantul. Kini, Damkar Bantul berada dalam naungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul dengan nomenklatur bernama Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat)

PROMOTED:  Resmikan IKM di Umbulharjo, Dinas Perinkopukm Jogja Berharap IKM Naik Kelas

Sebelum bergabung dengan Damkar Bantul, Joe sudah 19 tahun melanglang buana di berbagai perusahaan. Dari 19 tahun itu, lima tahun dia pernah menyandang status sebagai petugas damkar di pabrik swasta, dan sisanya menjadi satpam.

Modal lima tahun itulah yang sepertinya membuat Pemkab Bantul menerimanya menjadi personel Damkar Bantul di usia 35 tahun.

Dalam lima tahun awal di Damkar Bantul, Joe mendapat amanah menjadi komandan utama. Dia dianggap yang paling mumpuni, baik secara kemampuan, ilmu, dan cara mengayomi anggotanya. Hal inilah membuat Joe mendapat panggilan lapangan Brama 1.

Banyak kisah yang Joe alami sejak bergabung dengan Damkar Bantul tahun 2009. Dari mana kita mulai kisah ini. Mungkin mengikuti cara Joe memadamkan api bisa mempermudahnya.

Menerima laporan

Laporan dari masyarakat akan ditindaklanjuti oleh bagian Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops). Setelah teridentifikasi lokasi dan tingkat urgensi, tim dari pos terdekat tempat kejadian akan menerima disposisi.

Dari telepon masuk sampai tim damkar tiba di lokasi, maksimal berdurasi 15 menit. Dengan jumlah tujuh posko yang dimiliki Damkar Bantul saat ini, waktu tersebut memungkinkan untuk dicapai. Berbeda dengan awal-awal Damkar Bantul terbentuk, hanya ada satu mobil damkar dengan kondisi yang seadanya.  

“Dulu, suatu hari, waktu mau berangkat ke lokasi kebakaran, terjadi kecelakaan. Karena permohonan pengadaan mobil damkar masih belum disetujui, maka untuk sementara menggunakan tangki air sebagai ganti mobil yang rusak,” kata Joe saat ditemui di rumahnya di Ngeblak, Wijirejo, Kapanewon Pandak, Bantul, Rabu (19/10/2022).

BACA JUGA: Rem Blong, Pikap Pengangkut Kecap dan Susu Kotak Terguling di Cinomati

Setelah mobil diperbaiki, terjadi kecelakaan yang kedua. Beruntung semua personel selamat, meski harus mengalami luka-luka.

Tidak lama berselang dari kecelakaan yang kedua, pengadaan mobil damkar akhirnya disetujui. Kendaraan makin bertambah dengan adanya hibah dari KPK berupa enam mobil damkar dan tiga bus. Sarpras ini juga memungkinkan pos ditambah dari satu menjadi tujuh. Kini personel total berjumlah 98 orang.

Agar pemadaman berjalan lancar, saat mobil damkar sampai, masyarakat perlu membuka akses jalan. Jangan terlalu bergerombol. Masyarakat juga perlu memberikan akses parkir serta sumber air terdekat. Apabila pemilik bangunan mengalami syok atau sejenisnya, masyarakat perlu membantu menenangkan.

Sebelum mulai beraksi, tim damkar perlu memastikan sudah tidak ada lagi orang di dalam bangunan. Perlu dipastikan juga aliran listrik sudah terputus. Air merupakan media yang bisa menghantarkan listrik. Barulah pemadaman dilakukan.

Metode pemadaman sesuai dengan kondisi di lapangan. Prinsip utama damkar mengurangi tingkat kerugian. Meski pada praktiknya, prinsip ini kadang disalahpahami masyarakat.

“Misal ada tiga rumah yang tidak berdempetan, salah satunya terbakar. Saat mobil damkar sampai, tim akan mengguyur dua rumah yang tidak terbakar, untuk mengurangi resiko api menjalar. Daripada tiga rumah terbakar semua, kami korbankan satu yang sudah terlanjur,” kaya Joe. “Namun kadang orang yang rumahnya terbakar marah karena damkar lebih mendahulukan pengguyuran air ke rumah yang belum terbakar.”

Tidak Cuma Api

Semakin ke sini, damkar tidak hanya mengurusi tentang kebakaran. Adapula pengambilan sarang tawon, menangkap ular, sampai mengambil kunci motor di selokan. Pada prinsipnya, semua laporan yang masuk direspons.

Namun ada satu laporan yang mungkin tim Damkar Bantul pikir tidak akan muncul, yaitu melepaskan cincin dari kemaluan seorang pria.

“Dulu pernah ada berita Damkar Cilacap melepaskan cincin dari kemaluan pria, kita bercanda jangan-jangan di Bantul ada kaya gitu juga, dan ternyata seminggu setelahnya ada laporan serupa di Bantul,” kata Joe. “Dia udah kesakitan dan bengkak. Ada fotonya ini.”

Pelatihan Anak TK

Dari fase menerima laporan sampai damkar sampai di lokasi perlu waktu. Di sini masyarakat terdampak atau sekitar memiliki peran penting. Langkah awal bisa menyelamatkan jiwa yang terjebak di dalam bangunan. Kedua menyelamatkan dokumen penting. Terakhir mematikan aliran arus listrik.

Agar fase ini bisa berjalan maksimal, maka edukasi pada masyarakat menjadi hal mutlak. Hal ini Joe lakukan baik di tingkat kampung, perkantoran, sampai anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK).

“Saya mencetuskan pelatihan damkar untuk anak-anak di TK. Ide itu sampai bikin pro-kontra, termasuk pernah perang argumen dengan atasan saya. Kami jemput bola ke sekolah-sekolah, tanpa diminta, dikiranya minta pungutan, padahal untuk edukasi,” kata pria berkepala plontos ini.

Nyatanya, program yang sempat pro-kontra ini justru semakin berkembang. Saat ini sudah tidak terhitung undangan edukasi damkar di sekolah-sekolah dari TK sampai SMA.

Dahulu, Joe dan rekan-rekannya hanya ingin mengenalkan profesi damkar pada anak-anak. “Di TK ada materi udara, air, dan api. Misal air dibawa ke pantai, udara ke bandara, sedangkan api kebingungan, mau di bawa ke mana?” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sentimen: negatif (99.8%)