Sentimen
Negatif (100%)
22 Okt 2022 : 06.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya

Bocah 4 Tahun di Surabaya Meninggal Kena Gagal Ginjal Akut Misterius

22 Okt 2022 : 06.00 Views 3

Infosurabaya.id Infosurabaya.id Jenis Media: News

Bocah 4 Tahun di Surabaya Meninggal Kena Gagal Ginjal Akut Misterius

Infosurabaya : Seorang bocah berusia 4 tahun di Surabaya meninggal dunia karena gagal ginjal akut misterius. Dia berjuang melawan sakit selama satu bulan.

Bocah Surabaya yang meninggal karena gagal ginjal akut misterius itu bernama Muhammad Abizar Al Ghifari. Dia meninggal pada Minggu, 9 Oktober 2022 di RSU dr Soetomo.

👆🏽PROMO KLAIM GRATIS👆🏽

Dikutip dari detikJatim saat menyambangi kediaman Abizar di Kupang Segunting V/1, Tegalsari, Surabaya, Jumat (21/10/2002). Neneknya, Anisyah, masih tak kuasa membendung air mata jika mengingat tingkah lucu Abizar sebelum sakit. Wanita berusia 58 tahun itu masih terpukul dengan kepergian cucu tercinta.

Anisyah menceritakan, cucunya tersebut dinyatakan mengalami gagal ginjal akut oleh tim dokter RS William Both Surabaya pada 7 Oktober 2022. Anisyah selalu setia mendampingi sang cucu, baik di rumah maupun di rumah sakit, ketika pertama kali sakit hingga akhirnya menutup mata untuk selama-lamanya.

Awalnya, Abizar demam pada 9 September 2022. Dia lalu dibawa ke salah satu klinik di Pandegiling dan didiagnosis radang tenggorokan. Setelah diperiksakan itu, kondisi Abizar tak kunjung membaik. Dia lalu dibawa ke RS Gotong Royong. Pada 5 Oktober 2022, Abizar sudah tidak bisa BAB dan kencing. Kondisinya terus menurun.

“Dia nggak bisa BAB, dia pengen pipis dan beol tapi nggak bisa. Lah mana bisa dia nggak makan nggak minum,” cerita Anisyah.

Hingga akhirnya pada 7 Oktober 2022, Abizar dibawa ke RS Wiliam Booth. Di rumah sakit tersebut, bocah yang dikenal sangat ceria dan aktif itu didiagnosis gagal ginjal akut.

Waktu saya bawa ke rumah sakit Wiliam Booth, ternyata masih dicek darahnya. Ditanya habis kena apa. Terus dibilangi, Abizar kena gagal ginjal akut, ditanya gen juga ndak ada,” imbuhnya.

Besoknya, Abizar dirujuk ke RSU dr Soetomo. Keluarga tentu berharap Abizar mendapatkan pertolongan medis yang lebih baik.

“Akhirnya ditunggu 1 hari, akhirnya dikeluarkan dari rumah sakit jam 7 pagi, dirujuk ke Soetomo,” lanjut Anisyah.

Setibanya di RSU dr Soetomo, Anisyah mengatakan, cucunya tak langsung ditangani. Saat di IGD, Anisyah sempat berteriak-teriak minta tolong agar cucunya segera ditangani. Seorang tenaga kesehatan berseragam hijau lantas menelepons seeorang. Akhirnya, Abizar mendapat pertolongan media.

Pada 8 Oktober 2022, malam hari, Abizar menjalani hemodialisis atau cuci darah. Keluarga tak sempat bertemu dengan Abizar. Abizar langsung dibawa ke ICU.

Anisyah mengaku terus-menerus menangis saat sang cucu dirawat. Dia juga berdoa dan meminta doa dari teman dan keluarga agar Abizar segera sembuh.

Keesokan harinya, 9 Oktober 2022, Anisyah dipanggil oleh seorang tenaga kesehatan. Momen menjelang azan Asar itu tak bisa dilupakan oleh Anisyah. Saat naik ke lantai 2 ruang ICU, ia melihat 6 orang nakes mencoba memacu jantung Abizar.

Takdir tak bisa ditolak, nyawa Abizar tak bisa ditolong. Batin Anisyah terpukul hebat saat wajahnya baru saja dibasuh air wudu.

“Saya ke sana (ruang ICU), Abi meninggal sebelum Asar pukul 14.50 WIB. Habis wudu saya jalan jemaah salat. Saya dipanggil dokter, katanya ‘ibu adik Abizar genting’. Katanya gagal ginjal akut. Saya naik ada 6 orang memicu jantung pernapasan, sampai akhirnya nggak ada,” ucap Anisyah sembari mengusap air matanya.

Ia pun sangat kehilangan cucu pertamanya itu. Baginya, Abizar adalah anak yang pintar, rajin salat, sangat ceria, dan aktif.

“Pas sembuh (sehat) ceria, aktif anaknya, main di depan. Dia rajin salat, kalau magrib ngajak saya salat, dia di masjid saya di mushala,” kenangnya penuh isak.

Sentimen: negatif (100%)