Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Moskow, Tel Aviv
Ukraian Minta Bantuan Sistem Pertahanan Udara ke Israel
Jurnas.com Jenis Media: News
Supianto | Jum'at, 21/10/2022 21:50 WIB
Tim penyelamat memadamkan api setelah serangan rudal di Bakhmut, wilayah Donetsk pada 8 Oktober 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: AFP/Anatolii Stepanov)
JAKARTA, Jurnas.com - Pejabat Ukraina dan Israel mengadakan pembicaraan tentang permintaan Kyiv agar Israel memberikan bantuan pertahanan udara, beberapa hari setelah Rusia diduga mengerahkan drone kamikaze buatan Iran.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan pada Kamis bahwa ia telah berbicara di telepon dengan Perdana Menteri Israel Yair Lapid dan membahas secara rinci penyediaan sistem dan teknologi pertahanan udara dan rudal.
"Saya memberi tahu dia (tentang) penderitaan yang tak terkatakan, hilangnya nyawa, dan kehancuran yang disebabkan oleh rudal Rusia dan drone buatan Iran," cuitnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Kantor Lapid mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa perdana menteri Israel telah menyatakan "keprihatinan mendalam" atas hubungan militer antara Rusia dan musuh bebuyutan Iran.
Ukraina pekan ini menuduh Rusia menggunakan empat drone buatan Iran untuk mengebom Kyiv dan mengatakan pertahanan udaranya telah menembak jatuh 223 drone Iran sejak pertengahan September.
Kremlin mengatakan tidak memiliki pengetahuan tentang tentaranya yang menggunakan pesawat tak berawak Iran di Ukraina dan Teheran mengatakan klaim bahwa mereka menyediakan senjata kepada Rusia tidak berdasar.
Negara-negara Uni Eropa, bagaimanapun, mengatakan mereka telah menemukan bukti yang mendukung klaim Kyiv dan pada hari Kamis mengadopsi sanksi terhadap Iran atas penyediaan drone ke Rusia.
Panggilan telepon antara Kuleba dan Lapid terjadi dua hari setelah Ukraina meningkatkan permohonan bantuan Israel dengan sistem pertahanan udara untuk mencegat pesawat tak berawak dan rudal balistik Iran.
Dalam permintaan tersebut, Ukraina juga menuntut agar Israel melatih pasukannya dalam mengoperasikan sistem tersebut, lapor Axios.
Israel telah menempuh jalur diplomatik yang rumit sejak dimulainya invasi Rusia pada akhir Februari, berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan Moskow.
Meski mengutuk langkah Rusia, Rusia membatasi bantuannya pada bantuan kemanusiaan, dengan alasan keinginan untuk memastikan kesejahteraan orang-orang Yahudi Rusia dan untuk melanjutkan kerja sama dengan Moskow atas tetangga yang dilanda perang Suriah.
Pada hari Rabu, menteri pertahanan Israel Benny Gantz menegaskan kembali posisi Tel Aviv bahwa mereka tidak akan menjual sistem senjata ke Ukraina.
Namun, menurut pernyataan kantornya, Gantz telah meminta Ukraina untuk berbagi informasi tentang kebutuhan mereka akan peringatan pertahanan udara.
"Israel akan dapat membantu dalam pengembangan sistem peringatan dini sipil yang menyelamatkan jiwa," kata pernyataan itu. Duta Besar Ukraina telah meminta sistem yang akan menembak jatuh drone sebagai gantinya.
Rusia memperingatkan pada hari Senin bahwa langkah Israel untuk meningkatkan pasukan Kyiv akan sangat merusak hubungan antara Moskow dan Tel Aviv.
TAGS : Perang Rusia dan Ukraina Sistem Pertahanan Udara Drone Kamikaze IranSentimen: negatif (87.7%)