FAJAR.CO.ID,JAKARTA—Kritikus Faizal Assegaf sebut klaim Organisasi Masyarakat (Ormas) Nahdatul Ulama (NU) yang memiliki anggota 108 juta orang adalah kebohongan. Menurutnya, klaim tersebut tidak bisa dibiarkan.

“Ormas lokal yang berbasis di Jatim ini mengklaim beranggotakan 40 juta (2013) dan grafiknya naik 108 juta (2019). Modus penipuan, tanpa menyodorkan fakta adalah kejahatan,” ungkapnya melalui cuitan Twitter, Kamis (20/10/2022).

Faizal bahkan menuding klaim pengurus PBNU itu tidak sesuai dengan prinsip Islam.

“Kebohongan yang terkutuk dan tidak sejalan dengan prinsip Islam,” sambungnya.

Hingga saat ini kata Faizal, jumlah anggota NU yang valid tidak diketahui. “Lantas berapa jumlah anggota ormas NU yang valid? Sangat goib, angkanya tergantung proposal jelang pemilu.” Sebutnya.

Ia menjelaskan, Ormas NU adalah satu dari keragaman mayoritas muslim yang bermahzab Ahlussunnah Wal Jamaah di Indonesia. NU kata dia, bukan lokomotif Islam, hanya sekadar Ormas.

“Sebaliknya, Ahlussunnah Wal Jamaah adalah mazhab yang mengakar dalam kehidupan Islam dan tidak boleh dicemari klaim kepentingan politik ormas manapun,” jelasnya.

Mazhab tersebut kata Faizal, tumbuh dan berkembang secara natutal dalam budaya umat Islam diberbagai daerah. Ciri menonjolnya, tradisi solawat dan lain-lain.

Namun begitu, yang lucu kata Faizal, umat Islam yang gemar bersolawat, tahlil dan ziarah kubur malah diklaim massa NU.

“Pendekatan politik hipokrit yang luar biasa memalukan. Sebab tradisi Aswaja yang diklaim mewakili ormas, jelas kebohongan. Harus dihentikan agar tidak merusak kemurnian beribadah,” ujarnya.

Menjelang umur NU yang satu abad, Faizal menyarankan agar ormas tersebut bersikap jujur pada umar Islam. Katanya, hal itu bisa dimulai dengan menyodorkan data valid keanggotaannya.

“Agar tumbuh sikap amanah dalam berorganisasi. Perilaku klaim besar dan paling berjasa, sudag waktu ditanggalkan. Allah benci kebohongan,” tandasnya.(Arya/Fajar)