Sentimen
Negatif (98%)
21 Okt 2022 : 20.16
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kemayoran

Partai Terkait

Capres Diumumkan sebelum Waktunya, Ibarat Kerikil dalam Sepatu

22 Okt 2022 : 03.16 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Capres Diumumkan sebelum Waktunya, Ibarat Kerikil dalam Sepatu

AKURAT.CO Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berulang kali menegaskan bahwa penentuan sosok Capres-Cawapres di dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masuk dalam tahap terakhir.

Adapun, kata Airlangga, saat ini KIB masih bersama-sama dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wapres Ma'ruf Amin yang masih fokus menjalani tugasnya hingga masa jabatan berakhir pada 2024.

"Perkara waktu, KIB menghromati Bapak Presiden," ujar Airlangga saat pemantapan visi dan misi KIB di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (20/10/2022).

baca juga:

Oleh karena itu, apabila banyak Calon Presiden (Capres) dideklarasikan, maka akan mengganggu kerja pemerintah dalam rangka menghadapi tantangan yang dialami Indonesia. Bahkan, Airlangga mengibaratkan hal itu seperti kerikil dalam sepatu.

"Akan ada peeble in the shoe, kerikil di sepatu kalau terlalu banyak Capres yang di-announce sebelum waktunya. Karena kita sedang menghadapi tantangan yang besar, tantangan ketidakpastian yang tinggi," ujar Menko Perekonomian itu.

Lebih lanjut, Airlangga menekankan bahwa saat ini waktunya untuk saling bergandengan tangan menghadapi masalah yang ada. Perbedaan pendapat hanya akan melahirkan hal yang tidak produktif.

"Ini adalah waktunya untuk kita semua bergandengan tangan menyelesaikan tantangan tersebut. Bukan waktunya, tadi disampaikan oleh Ketua Umum PAN, untuk saling berbeda pendapat terhadap hal yang belum waktunya ini akan menjadi tidak produktif," tutur eks Menteri Perindustrian tersebut.

Terakhir, menurut Airlangga, pembahasan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden berada di akhir. KIB akan secara kolektif kolegial dalam mengambil keputusan soal Calon Presiden.

"PAN, PPP, dan Golkar adalah politisi yang matang, politisi yang sudah mempunyai collective memory dari pembangunan Indonesia berbagai kepemimpinan. Dan oleh karena itu pasti akan dibuat kebijakan yang kolektif kolegial, kita semua kolektif kolegial. Tidak ada satu bos di atas bos yang lain," pungkas Airlangga. []

Sentimen: negatif (98.5%)