Sentimen
Negatif (98%)
21 Okt 2022 : 11.22
Informasi Tambahan

Club Olahraga: Persebaya, Arema FC

Tokoh Terkait

Mahfud Duga Gas Air Mata Penyebab Tragedi Kanjuruhan

21 Okt 2022 : 11.22 Views 2

RRi.co.id RRi.co.id Jenis Media: Nasional

Mahfud Duga Gas Air Mata Penyebab Tragedi Kanjuruhan

KBRN, Jakarta: Menko Polhukam Mahfud MD menduga, kepanikan akibat tembakan gas air mata, menyebabkan 133 jiwa meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Tembakan gas air mata dilakukan oleh aparat Kepolisian usai laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

"Saya enggak peduli sekarang seberapa besar kandungan kimia yang mematikan (dalam gas air mata), itu tidak penting. Karena bukan kimianya yang menyebabkan, tetapi penembakannya yang menyebabkan orang panik kemudian berdesak-desakan dan mati," kata Mahfud, Kamis (20/10/2022).

Ia pun meminta Kepolisian dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bertanggung jawab. Mahfud merupakan Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. 

"Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung," ujarnya menjelaskan. "Tetapi, penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak."

Penonton yang panik pun berusaha keluar stadion, sehingga berdesakan di pintu keluar, dan kemudian menyebabkan banyak korban jiwa. "Jadi, penyebabnya ya gas air mata," ucap Mahfud menegaskan. 

Menurutnya, rekomendasi dari TGIPF menjadi pertanyaan di tengah masyarakat, apakah ada gunanya atau tidak. Namun, sesungguhnya, rekomendasi TGIPF berguna bagi perbaikan penyelenggaraan pertandingan sepak bola Indonesia ke depan.

"Karena begini, menyangkut dunia sepak bola, pengaturan, pengorganisasian dan lainnya itu sudah diatur oleh FIFA dan PSSI. Kita tidak boleh ikut campur ke situ," katanya.

Masukan TGIPF pun menjadi rujukan pemerintah, saat bertemu dengan Presiden FIFA ketika bertandang ke Indonesia. "Akan bersama-sama melakukan transformasi," ujar Mahfud. 

Masukan dari TGIPF pun, menurutnya dapat menjadi rujukan pimpinan Polri untuk membuat aturan-aturan baru, terkait penyelenggaraan pertandingan bola. "Saya kira itu sudah cukup maksimal dilakukan TGIPF," ucap Mahfud.

Sentimen: negatif (98.1%)