Sentimen
Netral (99%)
21 Okt 2022 : 11.20

Kalah Banding, Jokowi Cs Mestinya Tanggung Jawab Polusi Udara Jakarta

21 Okt 2022 : 11.20 Views 2

Solopos.com Solopos.com Jenis Media: News

Kalah Banding, Jokowi Cs Mestinya Tanggung Jawab Polusi Udara Jakarta

SOLOPOS.COM - Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta beberapa waktu lalu.(Antara/M. Risyal Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA—Masyarakat yang mengajukan gugatan citizen lawsuit pencemaran udara Jakarta (CLS Udara) memenangkan gugatan di tingkat banding terkait polusi udara ibu kota. Adapun pihak tergugat yang mengajukan banding yakni Presiden, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan Menteri Lingkungan Hidup.

Dalam hal ini Presiden Joko Widodo hingga Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pun harus bertanggung jawab atau buruknya kualitas udara Jakarta. Putusan tersebut dikeluarkan pada 17 Oktober 2022 menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan nomor 374/PDT.G-LH/2019/PN.JAK.PUS yang di terbitkan pada 16 September 2021.

PromosiDaihatsu Rocky, Mobil Harga Rp200 Jutaan Jadi Cuma Rp99.000

Tim Advokasi warga Jeanny Sirait pun meminta agar Pemerintah Pusat tidak kembali mengajukan kasasi. Namun fokus pada pembenahan kualitas udara di Jakarta.

Baca Juga Xi Jinping dan Putin Gelar KTT Bersama Pemimpin Asia

“Dibandingkan dengan melakukan kasasi, menurut kami akan lebih bijaksana bagi pemerintah memanfaatkan waktu yang ada untuk segera memastikan berjalannya perbaikan sistem pengendalian udara bersih di Jakarta dengan cepat, tidak boleh lagi ada penundaan. Memastikan standar baku mutu udara (BMUA) yang sesuai WHO misalnya.” kata Jeanny dalam keterangan persnya, Kamis (20/10/2022).

Menurut Jeanny kemenangan kembali warga Jakarta atas proses banding gugatan polusi udara menguatkan fakta udara bersih sejatinya merupakan kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari warga DKI Jakarta. Di sisi lain, salah satu penggugat, Elisa Sutanudjaja mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk segera mengambil tindakan mengatasi polusi udara.

Dia juga meminta pemerintah untuk tidak menunda-nunda dengan menggunakan cara-cara hukum. “Langit yang kami lihat abu-abu. Lambat dan minimnya aksi Negara dalam pengendalian dan penanggulangan pencemaran udara telah membuat saya, keluarga dan banyak orang sakit kronis dan kritis, perlahan tapi pasti pembunuh senyap ini akan turut serta memperburuk masa depan generasi muda dalam bertumbuh dan berkembang,” katanya.

Baca Juga Xi Jinping Terpilih Lagi, Parlemen China Hapus Batas Masa Kepemimpinan

Diketahui, gugatan warga negara atas pencemaran udara Jakarta telah dilayangkan oleh 32 warga negara sejak 4 Juli 2019. Penggugat yang terdiri atas berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, wiraswasta, karyawan sampai dengan aktivis lingkungan menuntut 7 tergugat yang terdiri atas Presiden, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Banten.

Pada tanggal 16 September 2021, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan lima dari tujuh tergugat telah melawan hukum dan menghukum para tergugat tersebut untuk menjalankan 9 poin putusan hakim sebagai upaya untuk mengendalikan pencemaran udara Jakarta. Para tergugat dari pemerintah pusat yaitu Presiden dan para Menteri memutuskan untuk melakukan banding pada Oktober 2021.

Saat ini, standar baku mutu udara ambien (BMUA) di Indonesia tercatat 55 mikrogram per kubik untuk harian dan 15 mikrogram per kubik untuk tahunan. Angka tersebut tiga kali lebih tinggi dari standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang berpedoman pada maksimal 15 mikrogram per kubik untuk harian dan 5 mikrogram per kubik untuk tahunan.

 

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Kalah Banding, Jokowi Cs Tanggung Jawab Polusi Udara Jakarta?

Sentimen: netral (99.7%)