Sentimen
Kenali Gejala dan Penyebab Kekurangan Yodium, Bisa Sebabkan Gondok!
Harianjogja.com Jenis Media: News
Harianjogja.com, JOGJA—Setiap tanggal 21 Oktober, diperingati sebagai Hari Pencegahan Kekurangan Yodium Sedunia.
Kondisi ini biasanya menyebabkan penyakit gondok. Diperkirakan terdapat 187 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2010 yang mengalami kondisi ini.
Kekurangan zat mineral ini sangat umum terjadi di Pasifik Barat, Asia Tenggara, dan Afrika. Ada banyak faktor yang memicu peningkatan kasus defisiensi yodium dan salah satunya yaitu kurangnya adopsi penggunaan garam dengan kandungan yodium.
PROMOTED: Resmikan IKM di Umbulharjo, Dinas Perinkopukm Jogja Berharap IKM Naik Kelas
Simak penjelasan mengenai kekurangan yodium dilansir dari hellosehat.com, Jumat (21/10/2022).
Kekurangan yodium adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan yodium yang cukup.
Yodium atau kerap disebut juga iodine merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi. Jenis mineral ini juga membantu kelenjar tiroid di leher.
Tiroid memanfaatkan yodium untuk memproduksi hormon tiroid, yaitu hormon yang mengontrol detak jantung, pencernaan, dan fungsi lainnya.
Bila tubuh tidak mendapatkan yodium yang cukup, kelenjar tiroid akan bekerja lebih keras. Akibatnya, hal tersebut memicu pembengkakan pada leher, atau penyakit gondok.
Pada beberapa kasus, kelenjar tidak dapat menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Kondisi ini lebih dikenal dengan hipotiroidisme.
Gejala pada orang dewasa
Berbagai gejala kekurangan yodium umumnya berhubungan dengan masalah tiroid, meliputi:
pembengkakan kelenjar tiroid pada leherbenjolan atau gondok pada leherberat badan naikmerasa lelah dan lemahrambut menipiskulit keringbadan menggigilsulit fokus dan mengingatsiklus menstruasi tidak teraturGejala defisiensi yodium pada anakSelain orang dewasa, kekurangan yodium pun dapat dijumpai pada anak-anak yang ditandai dengan gejala seperti:
sering tersedaklidah membesarwajah sembapsembelit (konstipasi)otot tonus melemahPenyebab
1. Kehamilan dan menyusui
Ibu hamil dan menyusui memiliki kebutuhan yodium yang lebih tinggi. Pasalnya, yodium berperan penting terhadap perkembangan otak janin dan pertumbuhan bayi.
Wanita hamil seharusnya mendapatkan setidaknya 220 mcg (mikrogram) yodium per hari, sedangkan ibu menyusui membutuhkan 290 mcg/hari.
2. Menjalani diet ketat
Selain kehamilan dan menyusui, orang yang menjalani diet ketat kerap mengalami kekurangan yodium.
Banyak orang yang ingin menurunkan berat badan terkadang tidak memperhitungkan dengan baik apa yang harus dilakukan.
Sebagai contoh, penggemar diet vegan cenderung berisiko mengalami defisiensi. Hal ini mungkin dikarenakan mereka menghindari makanan yang kaya akan yodium, seperti susu, biji-bijian, dan makanan laut.
3. Hipertensi
Bila memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, dokter akan menyarankan Anda untuk mengurangi asupan garam. Jadi, Anda mungkin khawatir bahwa makan lebih sedikit garam membuat tubuh kekurangan yodium.
Faktanya, konsumsi makanan beryodium dan makanan rendah natrium yang dibatasi memang akan meningkatkan risiko defisiensi yodium. Meski begitu, menurunkan asupan garam pada pasien hipertensi mungkin akan lebih aman ketika dimulai dengan kadar yang cukup.
Maka dari itu, pasien hipertensi perlu mendiskusikan dengan ahli gizi atau dokter terkait perubahan pola makan yang dianjurkan.
4. Konsumsi makanan yang kaya goitrogen
Goitrogen yaitu zat pada makanan yang menghambat kemampuan yodium mencapai tiroid. Makanan goitrogenik mungkin tidak menyebabkan kekurangan yodium secara langsung jika sudah mendapatkan asupan yang tepat.
Goitrogen baru akan memiliki efek ketika Anda membatasi asupan yodium hingga menjadi sangat rendah. Beberapa makanan yang kaya akan goitrogen meliputi:
kedelai,kubis,brokoli, dankembang kolCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentimen: negatif (94.1%)