Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung
Kasus: kebakaran
Tokoh Terkait
BMKG: Waspadai Bencana Hidrometeorologi Basah dan Kering Terjadi Meski Gangguan Iklim ENSO pada Fase Netral
Prfmnews.id Jenis Media: Nasional
PRFMNEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi bencana hidrometeorologi basah dan kering bisa saja terjadi mulai akhir 2022 hingga sepanjang 2023.
Untuk itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta semua pihak agar tetap mewaspadai potensi terjadinya dua jenis bencana hidrometeorologi tersebut.
Dwikorita mengatakan, kewaspadaan akan potensi bencana hidrometeorologi tersebut tetap diperlukan, meski gangguan iklim dari Samudra Pasifik, El Nino Southern Oscillation (ENSO) berada pada fase netral.
Baca Juga: Berikut Kabupaten dan Kota di Jawa Barat yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Hari ini 19 Oktober 2022
"Pandangan Iklim tahun 2023 (Climate Outlook 2023) bahwa sepanjang tahun 2023 gangguan iklim ENSO diprakirakan akan berada pada fase netral," kata Dwikorita, dikutip prfmnews.id dari laman ANTARA.
Pada fase ENSO netral, lanjutnya, diprakirakan tidak terjadi La Nina yang merupakan pemicu anomali iklim basah sehingga curah hujan meningkat, maupun El Nino yang memicu anomali iklim kering.
Tak hanya ENSO, Dwikorita mengungkap pula fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan gangguan iklim dari Samudra Hindia juga diprediksi akan berada pada fase netral pada tahun 2023.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Berlanjut hingga 21 Oktober 2022, Ini Kata BMKG
“Berdasarkan hasil monitoring dan prediksi BMKG, kondisi suhu muka laut di wilayah Indonesia pada September-November 2022 dalam kondisi hangat, kemudian diprediksi akan menurun menuju kondisi normal mulai Desember 2022 hingga Mei 2023,” jelasnya.
Namun ia tetap mewanti-wanti semua pihak untuk bersiap menghadapi terjangan bencana hidrometeorologi basah akibat tingginya curah hujan tahunan 2023 yang diprakirakan melebihi batas normal di sebagian wilayah Indonesia.
“Bahkan semua pihak juga tetap perlu waspada dan siaga terhadap peningkatan potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (hidrometeorologi kering) di beberapa wilayah rawan,” ujarnya.
Ancaman bencana hidrometeorologi tersebut menurutnya berpotensi terjadi sewaktu-waktu karena kompleks dan dinamisnya kondisi atmosfer dan interaksinya dengan samudera atau lautan di wilayah kepulauan Indonesia.
Baca Juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, Wali Kota Bandung Ingatkan Semua Pihak Selalu Siaga Potensi Bencana
Sementara itu, Plt. Deputi Klimatologi Dodo Gunawan mengingatkan agar masyarakat mewaspadai munculnya berbagai penyakit selama musim penghujan dengan intensitas tinggi.
Dodo memaparkan banyaknya genangan air dan perubahan suhu lingkungan yang drastis dapat memicu dan membuat daya tahan tubuh seseorang lebih mudah menurun.
“Sehingga rentan terserang berbagai penyakit, seperti influenza, demam berdarah, diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga leptospirosis akibat banjir," paparnya.***
Sentimen: negatif (100%)