Sentimen
Negatif (99%)
19 Okt 2022 : 21.29
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Kab/Kota: Duren Tiga

Kasus: pembunuhan

Tokoh Terkait
Arifin

Arifin

Hendra Kurniawan

Hendra Kurniawan

Brigadir Yosua Hutabarat

Brigadir Yosua Hutabarat

CCTV Kasus Yosua Jadi Kunci dan Ketakutan Anak Buah Sambo di Dini Hari

20 Okt 2022 : 04.29 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

CCTV Kasus Yosua Jadi Kunci dan Ketakutan Anak Buah Sambo di Dini Hari
Jakarta -

Anak buah Ferdy Sambo, AKBP Arif Rachman Arifin sempat gemetar dan takut saat melihat rekaman CCTV di sekitar rumah dinas Duren Tiga yang tidak sesuai dengan keterangan Mabes Polri. Adapun ketidaksesuaian ini merupakan skenario yang telah dirancang Sambo untuk menutupi pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).

Hal itu muncul dalam surat dakwaan yang dibacakan untuk Brigjen Hendra Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria Adi Purnama, dan AKBP Arif Rachman Arifin. Tiga terdakwa lainnya yaitu Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, dan AKP Irfan Widyanto diadili dalam persidangan terpisah pada hari ini.

Yosua tewas pada Jumat, 8 Juli 2022 ditembak oleh Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Sambo menyebut hal ini lantaran Yosua melakukan pelecehan terhadap istrinya, Putri Candrawathi.

-

-

Usai pembunuhan itu terjadi, Sambo memerintahkan Hendra mengumpulkan CCTV di sekitar rumah dinasnya itu. Disebut bahwa ada 3 DVR CCTV yang diganti dan diserahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan oleh Chuck.

Pada CCTV tersebut, Chuck sadar bahwa Yosua masih terlihat hidup pada 17.07 WIB sampai 17.11 WIB. Hal ini yang membuat takut Arif Rachman karena tidak sesuai dengan keterangan Mabes Polri.

"Arif sangat kaget karena tidak menyangka bahwa apa yang sudah Arif dengar beberapa hari yang lalu informasi tentang kronologis kejadian tembak menembak yang disampaikan oleh Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi dan Karopenmas Divhumas Brigjen Ramadhan ternyata tidak sama dengan apa yang Arif lihat pada CCTV tersebut," ucap jaksa dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (19/10/2022).

AKBP Arif Diajak Temui Sambo Usai Gemetar

AKBP Arif kala itu sempat takut serta gemetar saat melihat rekaman CCTV pembunuhan Yosua yang tidak sesuai dengan pernyataan Mabes Polri. Setelah itu, AKBP Arif diajak Brigjen Hendra untuk menemui Ferdy Sambo yang kala itu masih menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.

CCTV itu diperlihatkan Chuck kepada Baiquni, Chuck, Arif Rachman dan Ridwan Soplanit yang saat itu sebagai Kasat Reskrim Polres Jaksel. Chuck saat itu diperintahkan Sambo untuk dihapus.

"Melihat keadaan sebenarnya terkait keberadaan Nofriansyah Yosua Hutabarat masih hidup akhirnya perasaan Arif Rachman Arifin sangat kaget karena tidak menyangka bahwa apa yang sudah Arif Rachman Arifin dengar beberapa hari yang lalu informasi tentang kronologis kejadian tembak menembak yang disampaikan oleh Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi dan Karopenmas Divhumas Brigjen Ramadhan ternyata tidak sama dengan apa yang Arif Rachman Arifin lihat pada CCTV tersebut," kata jaksa saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (19/10/2022).

"Sekaligus terbantahkan apa yang disampaikan Ferdy Sambo perihal meninggalnya Nopriansyah Yosua Hutabarat terjadi karena tembak menembak antara Nopriansyah Yosua Hutabarat dengan Richard Eliezer sebelum Ferdy Sambo datang ke rumah dinas Duren Tiga," sambungnya.

Jaksa mengatakan Arif saat takut langsung menelepon atasannya Hendra. Lalu, Hendra memerintahkan Arif untuk menghadap Sambo.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..

Sentimen: negatif (99.2%)