Sentimen
Negatif (100%)
20 Okt 2022 : 16.31
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

Narasi Stop Penggunaan Sirup Paracetamol Beredar, IDAI Beri Klarifikasi

20 Okt 2022 : 16.31 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Narasi Stop Penggunaan Sirup Paracetamol Beredar, IDAI Beri Klarifikasi

PIKIRAN RAKYAT - Narasi stop penggunaan obat sirup yang mengandung paracetamol beredar di masyarakat.

Penghentian penggunaan obat tersebut dikaitkan dengan penyakit gangguan ginjal akut yang dilaporkan di sejumlah daerah di Indonesia baru-baru ini.

Atas informasi tersebut, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso menyampaikan klarifikasinya bahwa masih belum ada simpulan tunggal.

Baca Juga: Kasus Ginjal Akut di Jawa Barat Didominasi Usia Balita

"Dari 192 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, belum ada satu pun yang mengerucut pada satu konklusi tunggal," kata Piprim dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Dokter spesialis anak itu juga menjelaskan bahwa IDAI bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia masih melakukan pendalaman terkait beberapa teori yang berhubungan dengan gangguan ginjal akut yang terjadi di Indonesia.

Teori tersebut di antaranya pengaruh dari Adenovirus pada penyintas atau mantan pasien Covid-19, serta Leptospirosis atau penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira. Penyebaran bakteri tersebut biasanya melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.

Baca Juga: Gagal Ginjal Akut Sebabkan Kematian 6 Anak di Sumut dan 5 Anak di DIY

Selain itu, ada pula teori campuran dietilen glikol dan etilen glikol yang terdapat pada bahan pelarut obat sirup dengan kandungan paracetamol yang diduga sebagai pemicu kematian balita di Gambia, Afrika.

Teori terakhir itulah yang menjadi dasar narasi penstopan penggunaan obat sirup yang mengandung paracetamol beredar di ruang publik.

"Pelajaran kasus di Gambia, kandungan etilen glikol di pelarut obat batuk sirup banyak memicu kejadian gangguan ginjal akut. Saat itu distop, kasusnya menurun," tutur Piprim.

Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Tinggi, Kemenkes Imbau Masyarakat Cek Ulang Obat sebelum Konsumsi

IDAI menjadikan kasus yang pernah terjadi di Gambia, Afrika, sebagai sarana edukasi kepada masyarakat agar membiasakan diri berkonsultasi dengan dokter terkait konsumsi suatu obat.

Hal itu juga yang mendorong kewaspadaan dini dari IDAI terkait kasus gangguan ginjal akut yang terjadi di Indonesia.

"Apapun yang menjadi kecurigaan, semua harus diwaspadai," kata Piprim.

Piprim menjelaskan, bahwa pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menghentikan penggunaan suatu obat, tetapi hanya berupa anjuran yang disampaikan ke masyarakat agar bijak dalam mengonsumsi obat, khususnya obat anak.

Baca Juga: Kenali Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak, Jangan Anggap Remeh Batuk hingga Demam!

Menurutnya, penggunaan paracetamol yang beredar di Tanah Air masih belum tentu dan belum pasti menjadi sebab terjadinya gangguan ginjal akut di Indonesia.

Hal itu berdasarkan contoh kasus yang diterimanya baru-baru ini, yaitu terkait meninggalnya seorang anak berusia 7 tahun yang sebelumnya mengidap demam tanpa minum paracetamol.

Sedangkan, ketiga kakaknya yang mengidap demam yang sama masih bisa sembuh dengan mengonsumsi pracetamol.

Dengan demikian, IDAI tetap membolehkan masyarakat mengonsumsi paracetamol selama itu berdasarkan pada anjuran dokter, karena penyebab gagal ginjal akut di Indonesia masih belum konslusif atau belum ada simpulan yang menjelaskan penyebabnya.***

Sentimen: negatif (100%)