Sentimen
20 Okt 2022 : 08.55
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta, Gunungkidul
Tokoh Terkait
Dewi Irawaty
Dinkes Gunungkidul Minta Faskes Setop Pemberian Obat Sirop
20 Okt 2022 : 15.55
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Gunungkidul: Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau seluruh fasilitas pelayanan kesehatan agar tidak memberikan obat sirop menyikapi maraknya kasus ginjal akut pada anak.
"Kami sudah membuat surat edaran ke seluruh fasilitas kesehatan (faskes) untuk sementara waktu tidak ada pemberian obat sirup dulu sampai ada penjelasan resmi dari pusat," kata Kelapa Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Rabu, 19 Oktober 2022.
Ia mengatakan berdasarkan laporan, kasus ginjal akut pada anak ditemukan di DIY. Untuk itu, Dinkes mengeluarkan surat edaran penghentian pemberian obat sirop pada pasien anak.
Imbauan ini diberikan mengingat salah satu penyebab kemunculan ginjal akut pada anak diduga dari obat batuk sirop. Sebab ada kandungan dalam obat tersebut yang menjadi pemicu penyakit itu.
"Obat sirup penyebab ginjal akut pada anak masih bersifat dugaan. Imbauan yang kami keluarkan sebagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab semuanya masih dalam penelitian dan kajian," katanya.
Namun demikian, sampai saat ini Dinkes Gunungkidul belum menerima laporan resmi adanya kasus ginjal akut, khususnya pada anak-anak. Ia tetap meminta masyarakat waspada dan melakukan antisipasi secara dini, terutama jika mendapati gejala kesehatan yang mengarah pada gangguan ginjal.
"Segera periksa jika menemukan gejala, masyarakat perlu peduli dan cermat," kata Dewi.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Gunungkidul Diah Prasetyorini juga mengatakan belum ada kesimpulan pasti terkait penyebab ginjal akut pada anak, termasuk apakah benar dari obat batuk sirop atau bukan.
Merujuk pada informasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ia menyebut tidak ada larangan untuk obat sirop paracetamol. Namun penggunaannya harus tetap rasional. Misalnya, anak demam, tidak disarankan untuk langsung diberi obat paracetamol. Namun perlu dicek suhu tubuh, perbanyak cairan berupa air putih, hingga dikompres dengan air hangat
"Pemberian obat harus rasional, yakni menyesuaikan kondisi anak ketika sedang demam," katanya.
"Kami sudah membuat surat edaran ke seluruh fasilitas kesehatan (faskes) untuk sementara waktu tidak ada pemberian obat sirup dulu sampai ada penjelasan resmi dari pusat," kata Kelapa Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Rabu, 19 Oktober 2022.
Ia mengatakan berdasarkan laporan, kasus ginjal akut pada anak ditemukan di DIY. Untuk itu, Dinkes mengeluarkan surat edaran penghentian pemberian obat sirop pada pasien anak.
-?
- - - -Imbauan ini diberikan mengingat salah satu penyebab kemunculan ginjal akut pada anak diduga dari obat batuk sirop. Sebab ada kandungan dalam obat tersebut yang menjadi pemicu penyakit itu.
"Obat sirup penyebab ginjal akut pada anak masih bersifat dugaan. Imbauan yang kami keluarkan sebagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab semuanya masih dalam penelitian dan kajian," katanya.
Namun demikian, sampai saat ini Dinkes Gunungkidul belum menerima laporan resmi adanya kasus ginjal akut, khususnya pada anak-anak. Ia tetap meminta masyarakat waspada dan melakukan antisipasi secara dini, terutama jika mendapati gejala kesehatan yang mengarah pada gangguan ginjal.
"Segera periksa jika menemukan gejala, masyarakat perlu peduli dan cermat," kata Dewi.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Gunungkidul Diah Prasetyorini juga mengatakan belum ada kesimpulan pasti terkait penyebab ginjal akut pada anak, termasuk apakah benar dari obat batuk sirop atau bukan.
Merujuk pada informasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ia menyebut tidak ada larangan untuk obat sirop paracetamol. Namun penggunaannya harus tetap rasional. Misalnya, anak demam, tidak disarankan untuk langsung diberi obat paracetamol. Namun perlu dicek suhu tubuh, perbanyak cairan berupa air putih, hingga dikompres dengan air hangat
"Pemberian obat harus rasional, yakni menyesuaikan kondisi anak ketika sedang demam," katanya.
(WHS)
Sentimen: positif (99.1%)