Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Lenteng Agung
Tokoh Terkait
Makna Antitesis Hegel yang Disebut Zulfan Lindan untuk Bedakan Anies-Jokowi
Bisnis.com Jenis Media: Nasional
Bisnis.com, JAKARTA - Politisi Partai Nasdem Zulfan Lindan membuat heboh publik setelah pernyataannya mengenai bakal calon presiden partainya, Anies Baswedan, adalah antitesis daripada Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan tersebut akhirnya berujung pencopotan Zulfan dari penggurus partai besutan Surya Paloh tersebut.
Dalam podcast di Total Politik, Zulfan menyampaikan bahwa Nasdem memilih Anies untuk menjadi bakal calon presiden melalui kajian dengan pendekatan filsafat dialektika. Dalam kajian itu Anies ibarat antitesis dari Jokowi sehingga akan melengkapi kinerja dari pada pemerintahaan saat ini.
"Ini sudah kita kaji dengan filsafat dialetika Hegel. Jokowi ini tesa, tesisnya, berfikir dan bekerja, tesisnya gitu. Lalu kita cari antitesa, antitesa Jokowi ini ya Anies. Dia berfikir secara konseptualisasi dan dirumuskan dalam policy-policy. Dari tesis Jokowi dan antitesa Anies ini akan lebih dahsyat lagi pada 2029," tuturnya.
Menurutnya, kenapa Nasdem tidak memilih Ganjar Pranowo atau Prabowo Subiyanto yang memiliki elektabilitas bagus, karena dinilai mirip-mirip dengan tesa Jokowi.
Tak berselang lama dari pernyataan tersebut Zulfan kemudian dicopot dari penggurus Partai Nasdem. Zulfan pun sempat berang karena dicopot, padahal dirinya hanya menyampaikan pendapat.
“Makanya secara etika tanpa info ke saya. Saya tahu dari media. Ini menandakan bahwa ini bukan ciri-ciri partai modern, masih pakai gaya lama, gaya kekuasaan, dan menurut saya kampungan sekali,” ujar Zulfan saat dihubungi Bisnis, Kamis (13/10/2022).
Apakah itu antitesis?Antitesis adalah bagian dari proses dialektika yang dicetuskan oleh filsuf Jerman, George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831). Filsuf beraliran realis ini percaya bahwa jiwa adalah realitas tertinggi.
Dalam buku Philosophy of History, Hegel menyebutkan bahwa dialektika merupakan konsep yang saling bertentangan dan menuju persatuan. Semua proses yang berlangsung selalu berbenturan satu sama lain sebelum akhirnya mengarah pada persatuan.
Dialektika sebagai suatu proses meliputi tiga tahap. Pertama, disebut tesis. Kedua, disebut antitesis atau negatif. Ketiga, sintesis, yaitu menyatukan atau mendamaikan pada dua tahap sebelumnya.
Dalam berbagai sumber, konsep ini acapkali dipakai untuk sebuah penelitian. Oleh sebab itu, pengertian secara harfiah tesis dapat dikatakan sebuah kebenaran yang disertai oleh metode penelitan dan data yang kongkrit. Adapun, antitesis adalah bantahan atas tesis tersebut.
Sementara itu, sintesis merupakan gabungan dari tesis dan antitesis. Awalnya menjelaskan tesis sesuatu lalu disambungkan dengan antitesis dan diakhiri dengan kesimpulan gabungan dari tesis dan anti tesis tersebut.
Secara sederhana, ada yang menjelaskan bahwa tesis itu sebagai suatu pernyataan atau pendapat yang diungkapkan untuk sesuatu keadaan tertentu. Sedangkan antitesis adalah pernyataan lain yang menyanggah pernyataan atau pendapat tersebut. Adapun sintesis adalah rangkuman yang menggabungkan dua pernyataan berlawanan tersebut sehingga muncul rumusan pernyataan atau pendapat yang baru.
Sebagai contoh, ada tesis yang meyakini bumi itu bulat dan sebagai pusat tata surya. Namun, kemudian muncul antitesis bahwa matahari itu merupakan pusat tata surya, bukan bumi. Selanjutnya sintesis bumi itu bulat dan bukan pusat tata surya, melainkan pusat tata surya adalah matahari.
Anies Antitesis JokowiPengamat politik Effendi Gazali dalam satu acara televisi menafsirkan bahwa makna antitesis yang disebutkan Zulfan Lindan dapat berarti bahwa selama ini Jokowi menggunakan prinsip bekerja. Adapun Anies dinilai tidak hanya bekerja, tetapi juga membuat konsep dalam menjalankan kepemimpinan.
"Jokowi dapat dikatakan berfikir dan bekerja. Namun Anies membuat sebuah konsep dalam bekerja. Mungkin itu yang dimaknai dalam antitesis yang disampaikan Nasdem," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto merespons pernyataan Anies antitesis Jokowi. Menurut Hasto, pernyataan tersebut sangat kontradiktif karena Presiden Jokowi didukung sejumlah partai politik, termasuk NasDem.
"Bayangkan ketika itu disampaikan sebagai suatu antitesis kepada Pak Jokowi. Pak Jokowi sedang menjabat yang juga sedang didukung oleh partai politik termasuk NasDem," ujar Hasto kepada wartawan di Sekolah Partai PDI Perjuangan (PDIP), Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (13/10/2022).
Dikatakan, apa yang disampaikan tersebut menciptakan persoalan pada tata pemerintahan. Sebab seharusnya, visi-misi presiden harus dijalankan oleh jajaran pemerintahan. Kini, NasDem justru mendukung antitesa dari visi misi tersebut.
Menurut Hasto, kini bisa dipertanyakan soal keberadaan NasDem di dalam pemerintahan Jokowi, yakni menteri-menteri dari NasDem.
"Ketika itu disampaikan oleh DPP-nya lho yang menyampaikan, sebagai antitesa, ya kami merespons karena ini menciptakan kerumitan dan persoalan kepada tata pemerintahan. Sementara yang dibahas presiden dengan menteri itu berkaitan dengan masa depan bangsa dan negara. Kalau itu bocor ke antitesanya, gimana? Jadi aspek etika menimbulkan persoalan tata pemerintahan yang serius," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak Video Pilihan di Bawah Ini :
Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Masuk / Daftar
Sentimen: negatif (100%)